Pandangan Generasi Z: Privasi Jadi Faktor Utama
Menariknya, penelitian ini menemukan bahwa keresahan terhadap ibu menyusui di tempat umum paling banyak datang dari kelompok usia di bawah 30 tahun, khususnya Generasi Z. Peneliti menemukan kaitan antara hal ini dengan pandangan Gen Z yang menempatkan privasi sebagai nilai penting.
Bagi sebagian Gen Z, aktivitas menyusui dianggap bagian dari ranah pribadi yang sebaiknya dilakukan di tempat tertutup atau dengan perlindungan visual.
Pandangan ini kemungkinan dipengaruhi oleh budaya digital yang membentuk cara mereka memandang batasan antara ruang publik dan ruang privat.
Menyusui di Ruang Publik: Antara Hak dan Norma
Secara hukum, di Indonesia tidak ada larangan bagi ibu untuk menyusui di tempat umum. Bahkan, Undang-Undang No. 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan dan Peraturan Pemerintah No. 33 Tahun 2012 tentang ASI Eksklusif menegaskan bahwa ibu berhak memberikan ASI kepada bayinya kapan saja dan di mana saja.
Namun, perbedaan persepsi di masyarakat menimbulkan dilema tersendiri. Di satu sisi, menyusui adalah kebutuhan yang tidak bisa ditunda.
Di sisi lain, masih ada stigma yang membuat sebagian ibu memilih menutup diri atau mencari tempat khusus untuk menyusui.
Mengurangi Stigma dan Membangun Dukungan
Mengubah persepsi negatif terhadap ibu menyusui di ruang publik memerlukan tindakan dan kesadaran bersama. Edukasi tentang pentingnya ASI dan hak ibu untuk menyusui perlu terus disosialisasikan.
Masyarakat juga diharapkan dapat lebih memahami bahwa aktivitas ini adalah bagian dari pemenuhan hak dasar anak untuk mendapatkan gizi terbaik.
Selain itu, penyedia fasilitas umum dapat berperan dengan menyediakan ruang laktasi yang nyaman dan mudah diakses.
Dengan begitu, ibu memiliki pilihan untuk menyusui dengan lebih leluasa, sementara masyarakat yang masih merasa tidak nyaman dapat tetap terakomodasi.
Baca Juga: Benarkah Menyusui Bisa Mengurangi Hipertensi yang Dialami Ibu?
Studi HCC mengungkap bahwa meski menyusui adalah aktivitas alami, stigma sosial masih menjadi hambatan, khususnya bagi generasi muda yang memandang privasi sebagai hal utama.
Membangun lingkungan yang mendukung ibu menyusui memerlukan pemahaman bersama bahwa menyusui bukan sekadar aktivitas biologis, melainkan hak yang harus dilindungi.
Semakin banyak dukungan yang diberikan, semakin besar peluang bagi ibu untuk memberikan ASI secara optimal tanpa rasa canggung atau takut dihakimi.***
Artikel Terkait
Dara The Virgin Akui Stress dan Kena Gangguan Hormon: Keluar ASI Meski Belum Melahirkan
Izin Edar Beberapa Merek ASI Booster Ternama Dicabut BPOM, Ini Bahaya dan Penggantinya
Bayi 1Bulan Meninggal Karena Pneumonia dan Kelaparan Setelah Ayahnya Melarang Ibunya Memberikan ASI dan Hanya Boleh Diberikan Sinar Matahari!
Tidak Diberi Asi Maupun Obat Tapi Malah Diajak Sauna dan Mandi Es, Bayi 10 Bulan Ini Alami Kerusakan Otak
Susu Sehat Bayi untuk Pengganti ASI: Pilihan Aman untuk Tumbuh Kembang Optimal