SuratDokter.com- Pernah nggak sih kamu ngerasa susah terbuka sama orang lain, gampang tersinggung, atau malah terlalu takut kehilangan orang yang kamu sayang?
Bisa jadi, tanpa kamu sadari, itu semua ada kaitannya sama efek trauma masa kecil terhadap pola komunikasi dewasa.
Luka batin dari masa kecil itu nggak selalu hilang seiring waktu, kadang malah ikut tumbuh bareng kita. Bedanya, kalau dulu cuma bisa nangis, sekarang luka itu muncul lewat cara kamu ngomong, ngerespon, bahkan mencintai orang lain.
Trauma Kecil, Dampak Besar
Mungkin kamu mikir, masa lalu ya biarlah berlalu. Tapi sayangnya, tubuh dan pikiran nggak sesederhana itu. Efek trauma masa kecil terhadap pola komunikasi dewasa bisa muncul dalam bentuk yang halus tapi nyata.
Misalnya, waktu kecil kamu sering dimarahi atau diabaikan, bisa aja sekarang kamu tumbuh jadi orang yang takut ngomong jujur karena khawatir disalahin. Atau sebaliknya, kamu jadi terlalu dominan karena pengen buktiin diri.
Baca Juga: Memulihkan Luka Tak Kasat Mata: Edukasi Kesehatan Mental Anak Pasca Trauma
Riset psikologi bilang, trauma masa kecil seperti kekerasan, pelecehan, atau perundungan bisa bikin seseorang kehilangan rasa aman secara emosional.
Nah, perasaan nggak aman inilah yang akhirnya ngebentuk cara seseorang berinteraksi di masa dewasa. Komunikasi yang seharusnya jadi alat untuk saling memahami, malah berubah jadi alat pertahanan diri.
Susah Ngatur Emosi, Komunikasi Jadi Berantakan
Bayangin, kamu lagi debat sama pasangan, terus tiba-tiba kamu marah besar cuma karena hal kecil. Bisa jadi, itu bukan soal masalah sekarang, tapi trigger dari masa lalu.
Orang yang punya luka masa kecil sering kesulitan ngatur emosi karena trauma bikin sistem saraf jadi lebih sensitif. Ini disebut kondisi hyperarousal, di mana kamu gampang banget ketrigger hal-hal kecil.
Efek trauma masa kecil terhadap pola komunikasi dewasa di sini kelihatan banget. Kamu bisa jadi terlalu defensif, gampang curiga, atau bahkan menghindar dari percakapan serius.
Bukan karena nggak peduli, tapi karena otak kamu udah terprogram buat selamat duluan sebelum bener-bener denger apa yang orang lain maksud.
Fokus yang Buyar, Interaksi Jadi Hambar
Trauma di masa kecil juga bisa ganggu konsentrasi dan kemampuan fokus. Anak-anak yang sering ngalamin stres berat biasanya punya kadar hormon kortisol yang nggak seimbang.
Akibatnya, mereka jadi gampang panik dan susah tenang. Saat dewasa, efeknya masih kerasa. Kamu mungkin susah fokus waktu ngobrol, sering salah tangkap maksud orang, atau jadi gampang ke-distract waktu komunikasi penting.
Artikel Terkait
Golongan Darah yang Susah Move On, Rentan Trauma dan Susah Lupakan Mantan, Berikut Penjelasannya
Apa Benar Tidak Boleh Paksa Anak Untuk Sikat Gigi, Nanti Trauma: Berikut Tips Untuk Membuat Anak Menyukai Menggosok Gigi
Tahukah Kamu, Sperma Ayah Bukan Hanya Membawa DNA Tapi Juga Trauma Masa Kecilnya
Sorotan Khusus: Wapres Gibran Bagi-bagi Susu-Mainan ke Korban Kebakaran Penjaringan, Tuk Trauma Healing?
Memulihkan Luka Tak Kasat Mata: Edukasi Kesehatan Mental Anak Pasca Trauma