• Senin, 22 Desember 2025

Kenapa Pasangan Sering Salah Paham? Begini Penjelasan Psikologinya

Photo Author
- Sabtu, 18 Oktober 2025 | 12:37 WIB
Sering Salah Paham pada Pasangan (Freepik.com/pressfoto)
Sering Salah Paham pada Pasangan (Freepik.com/pressfoto)

SuratDokter.com- Dalam hubungan, salah paham bisa terjadi bahkan di antara pasangan yang saling mencintai. Hal sepele bisa berubah jadi perdebatan panjang, hanya karena satu pihak merasa tidak dipahami.

Fenomena ini bukan hanya tentang komunikasi yang buruk, tapi juga soal psikologi hubungan — cara otak, perasaan, dan pengalaman masa lalu memengaruhi cara kita mencintai.

1. Otak Laki-Laki dan Perempuan Bekerja dengan Cara Berbeda

Penelitian psikologi menunjukkan bahwa laki-laki cenderung berpikir secara logis dan fokus pada solusi, sedangkan perempuan lebih emosional dan fokus pada perasaan.

Saat perempuan ingin didengar, laki-laki sering justru menawarkan solusi. Sementara saat laki-laki ingin tenang, perempuan bisa salah mengira dia tidak peduli. Perbedaan ini wajar, namun perlu disadari agar tidak menimbulkan kesalahpahaman.

2. Pola Komunikasi Didorong oleh “Attachment Style”

Setiap orang memiliki gaya keterikatan emosional (attachment style) yang terbentuk sejak kecil. Ada yang mudah merasa aman, ada yang cemas, dan ada pula yang cenderung menghindar dari kedekatan emosional.

Misalnya, seseorang dengan anxious attachment akan sering mencari kepastian, sedangkan yang avoidant justru butuh ruang sendiri. Dua gaya ini sering saling tarik-menarik dan menyebabkan hubungan terasa melelahkan jika tidak dipahami.

Baca Juga: Fenugreek Bisa Atasi Diabetes? Yuk Cek Penjelasannya Biar Tidak Salah Paham

3. Luka Batin yang Tak Disadari Sering Ikut Terbawa

Banyak orang tanpa sadar membawa “beban psikologis” dari masa lalu ke dalam hubungan. Rasa tidak dihargai, pernah dikhianati, atau dibesarkan dalam keluarga yang dingin bisa membentuk perilaku defensif.

Akibatnya, pasangan mudah tersinggung, sulit percaya, atau justru menutup diri. Menyadari luka ini dan berani membicarakannya adalah langkah penting menuju hubungan yang lebih sehat.

4. Ekspektasi yang Tidak Realistis

Dalam psikologi, fenomena ini dikenal dengan istilah romantic idealization — membayangkan pasangan sebagai sosok sempurna yang bisa selalu mengerti tanpa dijelaskan.

Padahal, tidak ada hubungan yang bebas konflik. Harapan yang terlalu tinggi justru membuat kekecewaan lebih besar. Hubungan yang bahagia justru lahir dari dua orang yang mau saling belajar menghadapi perbedaan.

5. Empati adalah Kunci

Hubungan tidak bisa diselamatkan hanya dengan cinta, tapi juga dengan empati — kemampuan memahami dunia dari sudut pandang pasangan.

Baca Juga: Bagaimana Prosedur Antri Layanan IGD di Rumah Sakit? Ketahui Agar Tidak Salah Paham Lagi!

Saat kita berhenti ingin “menang”, dan mulai ingin “mengerti”, hubungan akan berubah. Empati menurunkan ego, memperbaiki komunikasi, dan menguatkan rasa aman di antara dua hati.

Halaman:
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi.

Editor: Afida Rafi

Sumber: Hasil Riset Tim SuratDokter

Tags

Artikel Terkait

Terkini

7 Nilai Utama yang Perlu Diajarkan Pada Anak Lelaki

Minggu, 30 November 2025 | 23:31 WIB

7 Nilai Utama yang Perlu Diajarkan pada Anak Perempuan

Minggu, 30 November 2025 | 23:30 WIB

Tips Menghadapi Anak Balita yang Sedang Tantrum

Minggu, 30 November 2025 | 22:51 WIB

Terpopuler

X