• Senin, 22 Desember 2025

Sorotan Khusus: Wapres Gibran Bagi-bagi Susu-Mainan ke Korban Kebakaran Penjaringan, Tuk Trauma Healing?

Photo Author
- Selasa, 10 Juni 2025 | 14:45 WIB
Wapres Gibran
Wapres Gibran

SURATDOKTER.comKebakaran musibah yang terjadi di kawasan padat Kapuk Muara, Penjaringan, Jakarta Utara, pada 6 Juni 2025, meninggalkan dampak emosional yang berat bagi ribuan penduduk. Sekitar 500 bangunan semi permanen hangus dilalap api, memaksa banyak keluarga kehilangan rumah dalam waktu singkat.

Tak hanya harta benda, stabilitas emosional pun ikut terguncang, terutama bagi anak-anak dan ibu-ibu yang sangat rentan terhadap dampak psikologis pasca-bencana.

Beberapa hari setelah kejadian, Wakil Presiden Republik Indonesia, Gibran Rakabuming Raka, datang langsung ke lokasi pengungsian untuk menyapa para korban.

Dalam kunjungannya pada 9 Juni 2025, ia terlihat membagikan paket sembako dan susu untuk anak-anak yang tinggal di tenda-tenda darurat.

Baca Juga: Silent Walking, tren Healing Favorit Anak Muda di Tiktok!

Tidak hanya itu, mainan kecil juga diberikan untuk anak-anak, dengan harapan bisa menghibur hati mereka yang sedang mengalami masa sulit.

Kehadiran Wakil Presiden di tengah warga bukan semata bentuk perhatian simbolis, melainkan bagian dari upaya meringankan beban mental korban.

Menurut pendekatan dalam psikologi bencana, anak-anak yang mengalami peristiwa traumatis seperti kebakaran berisiko mengalami gangguan kecemasan, sulit tidur, hingga trauma berkepanjangan.

Pemberian mainan dan susu, meski sederhana, bisa menjadi langkah awal untuk memulihkan kondisi emosional mereka.

Bantuan yang diberikan secara langsung oleh tokoh penting juga memiliki dampak psikologis tersendiri. Rasa dihargai, diperhatikan, dan didampingi dalam masa sulit dapat meningkatkan semangat para penyintas untuk bangkit kembali. Ini juga menjadi bentuk dukungan sosial yang terbukti penting dalam proses pemulihan pasca-trauma.

Tak hanya dari pemerintah pusat, dukungan juga datang dari aparat kepolisian. Tim Polwan dari Polres Metro Jakarta Utara turut menyelenggarakan kegiatan trauma healing di lokasi pengungsian.

Kegiatan ini difokuskan pada anak-anak dan kaum ibu yang terdampak langsung. Dalam salah satu sesi, Kompol Lusi Triningsih menjelaskan bahwa kehadiran mereka bertujuan memberikan dukungan moril agar para korban bisa kembali percaya diri dan tidak terjebak dalam ketakutan berkepanjangan.

Baca Juga: Tahukah Kamu, Sperma Ayah Bukan Hanya Membawa DNA Tapi Juga Trauma Masa Kecilnya

Trauma healing sendiri merupakan pendekatan pemulihan yang menitikberatkan pada stabilisasi emosi korban pascabencana. Metode ini bisa mencakup aktivitas bermain, menggambar, mendongeng, hingga sesi konseling kelompok yang dilakukan secara ringan. Tujuannya bukan untuk menghapus kenangan buruk, tetapi membantu korban agar mampu menata kembali perasaan mereka secara perlahan.

Halaman:
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi.

Editor: tia mardwi

Sumber: Kemenkes, WHO, BNPB

Tags

Artikel Terkait

Terkini

Terpopuler

X