• Senin, 22 Desember 2025

Studi Mengungkapkan Chat Kecerdasan Buatan Dapat Membantu Meningkatkan Kesehatan Mental

Photo Author
- Jumat, 11 April 2025 | 11:00 WIB
Chat kecerdasan buatan bantu tingkatkan kesehatan mental
Chat kecerdasan buatan bantu tingkatkan kesehatan mental

SURATDOKTER.comKesehatan mental adalah isu penting yang terus menjadi perhatian para ahli di seluruh dunia. Gangguan seperti depresi, kecemasan, dan gangguan makan merupakan tantangan serius yang dialami oleh jutaan orang.

Sayangnya, tidak semua orang mendapatkan akses cepat dan mudah ke layanan kesehatan mental yang efektif. Namun, sebuah terobosan baru dalam dunia kecerdasan buatan (AI) menawarkan harapan baru dalam menangani permasalahan ini.

Therabot: Inovasi AI dalam Terapi Kesehatan Mental

Sebuah studi baru yang diterbitkan dalam jurnal The New England Journal of Medicine (NEJM AI) menunjukkan bahwa chatbot berbasis kecerdasan buatan bernama Therabot dapat secara signifikan mengurangi gejala gangguan mental.

Baca Juga: AIRE: Teknologi Kalkulator AI Temuan Ilmuan Inggris yang Bisa Prediksi Waktu Kematian

Studi ini dilakukan oleh tim peneliti dari Sekolah Kedokteran Geisel Dartmouth College. Mereka menemukan bahwa dalam kurun waktu dua bulan, Therabot mampu membantu pengguna mengatasi gangguan depresi mayor (MDD), gangguan kecemasan umum (GAD), dan gangguan makan.

Therabot bekerja dengan memanfaatkan kecerdasan buatan generatif (Gen-AI) yang memungkinkan interaksi percakapan yang mirip dengan terapis manusia.

Chatbot ini dirancang berdasarkan prinsip terapi perilaku kognitif (CBT) yang sudah dikenal efektif dalam mengatasi masalah kesehatan mental.

Melalui pendekatan ini, pengguna diajak untuk mengubah pola pikir negatif dan perilaku yang tidak membantu menjadi lebih konstruktif.

Keunggulan dan Efektivitas Terapi Chatbot

Studi tersebut merupakan uji klinis teracak pertama yang membuktikan efektivitas chatbot Gen-AI sepenuhnya dalam menangani gejala kesehatan mental pada tingkat klinis.

Dari total 210 peserta dewasa dengan gejala depresi, kecemasan, atau gangguan makan yang signifikan, mereka dibagi menjadi dua kelompok secara acak. Sebanyak 106 peserta menjalani intervensi menggunakan Therabot, sementara 104 peserta lainnya menjadi kelompok kontrol.

Selama penelitian yang berlangsung delapan minggu, hasilnya menunjukkan adanya perbaikan signifikan pada gejala peserta yang menggunakan Therabot.

Gejala depresi berkurang hingga 51%, gangguan kecemasan berkurang 31%, dan gangguan makan berkurang 19%. Rata-rata penggunaan Therabot mencapai lebih dari enam jam selama periode penelitian, dan pengguna umumnya merasa pengalaman interaksi dengan chatbot ini sebanding dengan sesi terapi manusia.

Baca Juga: Peneliti Menemukan Kulit Hidrogel yang Dapat Menyembuhkan 90Persen Luka Hanya Dalam 4Jam

Mengapa Terapi Chatbot Dapat Menjadi Solusi?

Kecerdasan buatan generatif memungkinkan chatbot seperti Therabot untuk memberikan dukungan emosional secara personal dan terstruktur. Dibandingkan dengan terapi konvensional, chatbot ini menawarkan beberapa keunggulan, antara lain:

Halaman:
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizinĀ redaksi.

Editor: tia mardwi

Sumber: Psychologi Today

Tags

Artikel Terkait

Terkini

Terpopuler

X