SURATDOKTER.com - Polisi memberikan perkembangan resmi mengenai kasus hilangnya Alvaro Kiano Nugroho (6) yang kemudian ditemukan tewas dalam kondisi mengenaskan.
Penyelidikan mengarah kuat kepada ayah tirinya, Alex Iskandar, sebagai pelaku penculikan sekaligus pembunuhan anak tersebut.
Kepolisian menyebut bahwa tindakan pelaku tidak dilakukan secara spontan, melainkan dipengaruhi akumulasi emosi terhadap istrinya yang bekerja di luar negeri.
Baca Juga: Kasus Ibu Hamil di Papua Ditolak 4 Rumah Sakit, DPR dan Pemerintah Minta Audit Layanan Kesehatan 3T
Alex diyakini menyimpan rasa curiga dan kemarahan karena menduga istrinya berselingkuh. Data percakapan yang diamankan dari ponsel pelaku menunjukkan rangkaian pesan bernada marah yang berulang.
Jejak Digital Ungkap Motif Dendam dan Rencana Pelaku
Kabid Humas Polda Metro Jaya, Kombes Budi Hermanto, menjelaskan bahwa pemeriksaan forensik terhadap ponsel tersangka menjadi bukti penting dalam pengungkapan motif.
Di dalam rekam percakapan, penyidik menemukan kalimat bernada balas dendam yang berulang dan diarahkan kepada istrinya. Polisi menilai isi pesan tersebut menunjukkan kondisi emosi pelaku yang tidak stabil dan terus memuncak.
Penyidik menyimpulkan bahwa kemarahan yang tidak tersalurkan itu kemudian berubah arah dan dilampiaskan kepada Alvaro.
Pelaku akhirnya mengakui bahwa ia menculik korban dari sebuah masjid di kawasan Bintaro sebelum menghabisi nyawa anak tersebut dan membuang jasadnya ke wilayah Bogor.
Penyidikan: Ada Kemungkinan Pelaku Tidak Bertindak Sendiri
Hingga laporan ini disusun, penyidik Polda Metro Jaya masih menunggu hasil pencocokan DNA terhadap tulang belulang yang ditemukan.
Selain fokus kepada identifikasi, polisi juga terus menggali kemungkinan adanya orang lain yang terlibat dalam proses pembuangan jasad atau membantu tersangka menutupi tindak pidana.
Baca Juga: Pemerintah Kaji Pengajaran Bahasa Portugis di Sekolah, Semua Bergantung Kesiapan Guru
Polisi menyampaikan bahwa pemeriksaan masih berlanjut dan belum menutup peluang adanya tersangka tambahan. Seluruh bentuk keterlibatan, baik langsung maupun tidak langsung, akan dianalisis berdasarkan bukti digital dan informasi lapangan.
Proses Pencarian Korban Masih Berjalan
Kasus ini mendapat perhatian luas sejak Maret 2025 ketika Alvaro dinyatakan hilang. Setelah proses pencarian yang panjang, temuan tulang belulang yang diduga milik korban memunculkan babak baru penyidikan.
Artikel Terkait
Prabowo Soroti Murid Tak Hormat pada Guru, Begini Dampaknya bagi Kesehatan Psikologis di Sekolah
Banjir Sumatera: Fasilitas Kesehatan Terkendali, Kemenkes Fokuskan Penanganan Warga dan Penyakit Menular
Kondisi Fisik Pelaku Ledakan SMAN 72 Jakarta Membaik, Polisi Pastikan Psikis Masih Dalam Pemantauan
Pemerintah Kaji Pengajaran Bahasa Portugis di Sekolah, Semua Bergantung Kesiapan Guru
Kasus Ibu Hamil di Papua Ditolak 4 Rumah Sakit, DPR dan Pemerintah Minta Audit Layanan Kesehatan 3T