SURATDOKTER.com - Menyusui adalah proses alami yang menjadi bagian penting dari tumbuh kembang bayi. Meski demikian, di Indonesia, aktivitas ini masih sering memunculkan perdebatan, terutama ketika dilakukan di ruang publik.
Tidak sedikit ibu yang merasa canggung, dan sebagian orang di sekitarnya pun merasakan ketidaknyamanan.
Sebuah studi terbaru yang dilakukan Health Collaborative Center (HCC) dalam rangka Pekan Menyusui Sedunia 2025 mengungkap fakta menarik terkait persepsi masyarakat terhadap ibu menyusui di tempat umum.
Penelitian ini dilakukan secara daring dengan melibatkan 731 responden dari berbagai latar belakang.
Baca Juga: Induksi Laktasi: Menyusui Bayi Adopsi Tanpa Perlu Hamil Dahulu Sebelumnya
Persepsi Negatif yang Masih Melekat
Peneliti utama HCC, Dr. dr. Ray Wagiu Basrowi, MKK, FRSPH, menuturkan bahwa 1 dari 3 orang Indonesia masih memandang negatif aktivitas menyusui di tempat umum.
Pandangan kontra ini bukan berarti menolak keberadaan ibu menyusui, tetapi lebih kepada rasa tidak nyaman ketika melihatnya.
Ada empat bentuk persepsi negatif yang ditemukan. Pertama, hampir 30 persen responden merasa tidak nyaman saat berada di dekat ibu yang sedang menyusui di ruang publik. Kedua, sekitar 30 persen mengaku merasa gelisah saat melihatnya.
Ketiga, 29 persen berpendapat bahwa sebaiknya menyusui dilakukan di tempat khusus, bukan di area umum. Keempat, setengah dari responden menolak jika ibu menyusui tanpa menggunakan penutup atau nursing cover.
Temuan ini menjadi perhatian khusus, karena menunjukkan bahwa menyusui di ruang publik masih dianggap bukan perilaku yang sepenuhnya wajar.
Padahal, dari sisi kesehatan, menyusui kapan dan di mana saja adalah kebutuhan biologis yang seharusnya mendapat dukungan.
Lokasi yang Paling Banyak Mendapat Penolakan
Beberapa lokasi umum yang mendapat tingkat penolakan tertinggi antara lain transportasi umum seperti KRL atau MRT (33,8 persen), taman atau ruang terbuka hijau (34,6 persen), kafe (32,8 persen), dan tempat makan (30,6 persen).
Alasan yang muncul bervariasi, mulai dari ketidaknyamanan visual hingga anggapan bahwa kegiatan tersebut tidak sesuai dengan norma sosial yang berlaku.
Artikel Terkait
Dara The Virgin Akui Stress dan Kena Gangguan Hormon: Keluar ASI Meski Belum Melahirkan
Izin Edar Beberapa Merek ASI Booster Ternama Dicabut BPOM, Ini Bahaya dan Penggantinya
Bayi 1Bulan Meninggal Karena Pneumonia dan Kelaparan Setelah Ayahnya Melarang Ibunya Memberikan ASI dan Hanya Boleh Diberikan Sinar Matahari!
Tidak Diberi Asi Maupun Obat Tapi Malah Diajak Sauna dan Mandi Es, Bayi 10 Bulan Ini Alami Kerusakan Otak
Susu Sehat Bayi untuk Pengganti ASI: Pilihan Aman untuk Tumbuh Kembang Optimal