4. Prioritaskan Keselamatan Diri
Menempatkan keselamatan diri sebagai prioritas utama sangat penting. Jika diperlukan, carilah bantuan dan perlindungan.
Kesejahteraan diri lebih berharga daripada mempertahankan hubungan yang tidak sehat. Misalnya, mencari tempat perlindungan seperti rumah orang tua atau teman.
5. Mencari Dukungan dari Kelompok Pendukung
Menemukan kelompok pendukung dengan korban KDRT lainnya dapat sangat membantu dalam proses pemulihan.
Berbagi pengalaman memungkinkan korban untuk menyadari bahwa mereka tidak sendirian. Dengan adanya dukungan tersebut, beban emosional dapat berkurang, dan perasaan lega dapat terwujud.
Proses penyembuhan trauma akibat KDRT bukanlah perjalanan yang singkat. Dampaknya mungkin berlangsung lama, memerlukan waktu yang cukup untuk menerima dan mengatasi trauma tersebut.
Melalui pemahaman dan empati, masyarakat dapat berperan penting dalam membantu korban KDRT seperti pengemis viral 'Aa Kasihan Aa' untuk pulih dari luka-luka yang mendalam.
Baca Juga: Marak Kasus Perselingkuhan, Ini Cara Tepat Mengatasi Trauma pada Korban
Pemulihan mental adalah perjalanan yang memerlukan dukungan kolektif, dan dengan membagikan kisah-kisah seperti ini, kita dapat membangun kesadaran dan menginspirasi perubahan yang lebih baik.***
Artikel Terkait
Mengapa Pelaku Perselingkuhan Cenderung Melakukan KDRT?
Apakah Gangguan Jiwa Sama dengan Gangguan Mental? Simak Gejala dan Penanganannya
KDRT Pada Ibu Hamil: Segera Cari Pertolongan Jika Mengalaminya
Kenali Apa Perbedaan Psikiater dan Psikolog Agar Tidak Keliru Sebelum Konseling Kesehatan Mental!
Manfaat Memiliki Hobi untuk Kesehatan Mental, Bahkan Bisa Mengembangkan Karir Juga