SURATDOKTER.com - Maraknya kasus perselingkuhan akhir-akhir ini membuat netizen resah. Belum lagi kasus perselingkuhan tersebut diikuti dengan KDRT yang dilakukan pelaku perselingkuhan. KDRT yang dilakukan pelaku perselingkuhan ini bahkan tidak hanya dilakukan pada pasangannya, tapi juga pada anaknya.
Alasan Pelaku Perselingkuhan Melakukan KDRT
KDRT yang dilakukan oleh pelaku seakan sudah menjadi satu paket. Kekerasan yang dilakukan oleh pelaku selingkuh ternyata juga bukan hal yang aneh.
Seseorang cenderung melakukan kekerasan karena melihat contoh dari masa lalunya. Misalnya saja seseorang memiliki pengalaman sering dipukul atau dimaki-maki oleh orangtuanya, maka bukan hal yang tidak mungkin dia akan melakukannya pada pada pasangan atau anaknya kelak.
Pada pelaku perselingkuhan sendiri, KDRT yang dilakukannya juga demikian. Hanya saja, dia melakukan kekerasan karena dorongan untuk melindungi perbuatannya.
Pelaku perselingkuhan merasa harga dirinya terluka saat pasangannya tahu perselingkuhan yang dilakukannya. Maka demi melindungi egonya, pelaku perselingkuhan akan menunjukkan kekuatannya. Perlu diingat bila pelaku perselingkuhan adalah orang yang manipulatif. Maka demi membenarkan tindakan perselingkuhannya, dia akan melakukan apa pun demi membungkam pasangannya.
Bentuk KDRT yang Biasa Dilakukan Pelaku Perselingkuhan
KDRT yang dilakukan pelaku perselingkuhan bisa muncul dalam banyak hal. Namun ini adalah beberapa hal yang biasa mereka lakukan, baik pada pasangan maupun pada anaknya:
1. Mengancam
Ancaman bisa menjadi salah satu bentuk KDRT jika ancaman yang dilakukan sangat serius. Pelaku perselingkuhan biasanya mengancam dalam bentuk perbuatan maupun perkataan. Dalam bentuk perbuatan, misalnya, pelaku perselingkuhan akan mengatakan jika dia akan memukul jika pasangan memberitahu orang lain atas tindakannya.
Sementara ancaman perkataan biasanya muncul dengan narasi pelaku perselingkuhan tidak akan membantu perekonomian keluarga lagi.
2. Kekerasan verbal
KDRT dalam bentuk verbal menjadi salah satu kekerasan yang sering tidak disadari korban. Dalam hal ini, biasanya pelaku perselingkuhan akan mengatakan hal negatif tentang fisik pasangannya atau mengatakan jika pasangannya adalah orang yang tidak berguna tanpa dirinya. Lebih parah lagi, pelaku perselingkuhan bisa mempermalukan pasangannya dengan kata-kata negatif di depan banyak orang.
Baca Juga: Apakah Poliamori Dapat Didefinisikan Selingkuh?
3. Kekerasan fisik
Kekerasan fisik biasa dilakukan oleh pelaku perselingkuhan untuk memaksakan kehendaknya pada pasangan maupun anaknya. KDRT dalam bentuk fisik ini adalah yang lumrah terjadi. Dalam beberapa kasus, Kekerasan fisik yang dilakukan pelaku perselingkuhan bahkan sampai mengancam nyawa korban.
4. Kekerasan seksual
Segala bentuk aktivitas seksual tanpa persetujuan pasangan adalah bentuk kekerasan. Pada kasus KDRT, biasanya salah satu pasangan memaksakan hasrat seksualnya pada pasangan yang diikuti dengan ancaman. Tidak hanya itu saja sebenarnya, bentuk pemaksaan pernikahan antara pelaku dengan korban juga bisa dikategorikan dalam kekerasan seksual.
5. Kekerasan psikologis
Kekerasan psikologis yang dilakukan pelaku perselingkuhan pada pasangan biasanya berupa permainan kata. Pelaku perselingkuhan akan berkata jika apa yang dilakukannya adalah salah korban, karena hubungan mereka terasa sepi. Bentuk kontrol ekstrim terhadap perekonomian keluarga maupun ponsel pada pasangan maupun anak juga merupakan KDRT. Lagi-lagi, semua yang dilakukan pelaku perselingkuhan itu adalah demi menjaga ego dan membenarkan perbuatannya.
Artikel Terkait
Ternyata Perselingkuhan Bisa Terjadi Tanpa Di Sadari, Inilah Alasan Kenapa Orang Berselingkuh
Suami selingkuh, Apakah Selalu Salah Orang Ketiga?
Dampak Psikologis dari Perselingkuhan di dalam Pernikahan
Survei Ungkap Profesi Rawan Selingkuh, Ada Dokter dan Perawat? Simak Penyebab dan Tips Merawat Hubungan