Selain itu, korban juga khawatir bahwa pelaku KDRT dapat menjadi lebih kejam jika mereka memutuskan hubungan.
Namun, perlu disadari bahwa semakin lama KDRT dibiarkan, dampaknya akan semakin serius.
Selain mengalami trauma dan cedera fisik, korban KDRT memiliki risiko tinggi mengembangkan masalah kesehatan mental, seperti depresi, kecemasan, atau bahkan kecanduan alkohol dan narkoba.
Dalam kondisi seperti ini, mereka mungkin merasa putus asa hingga timbul keinginan untuk bunuh diri.
Tidak hanya berdampak pada korban, kekerasan dalam rumah tangga juga dapat memengaruhi anak yang menyaksikannya.
Anak tersebut dapat tumbuh dengan kecenderungan untuk melakukan kekerasan yang sama di masa dewasa atau menganggap bahwa kekerasan adalah hal yang normal dalam suatu hubungan.
Cara Pemulihan Mental Korban KDRT
Banyak korban KDRT mengalami dampak trauma yang dapat memengaruhi aspek fisik dan kesehatan mental mereka.
Kadang-kadang, sulit bagi korban untuk membangun kepercayaan atau membuka diri untuk memulai hubungan baru yang lebih sehat setelah mengalami kekerasan.
Penting diketahui berikut beberapa langkah yang bisa diambil untuk pemulihan mental korban KDRT:
1. Realisasi Hubungan Tidak Sehat
Langkah awal yang krusial adalah menyadari bahwa sedang berada dalam hubungan yang tidak sehat.
Karena kekerasan dalam rumah tangga tidak selalu terbatas pada kekerasan fisik, korban seringkali sulit mengidentifikasi pola hubungan yang merugikan.
Baca Juga: KDRT Pada Ibu Hamil: Segera Cari Pertolongan Jika Mengalaminya
2. Berbicara dengan Orang Terdekat dan Mencintai Diri Sendiri
Menghadapi perasaan ketidakamanan dan kesulitan dalam membangun hubungan adalah hal umum bagi mereka yang mengalami trauma akibat hubungan yang tidak sehat.
Mencintai diri sendiri dan berusaha untuk kembali terlibat dalam interaksi sosial dapat membantu. Berbicara dengan keluarga atau teman juga dapat meredakan beban pikiran.
3. Membangun Identitas Diri Baru
Para penyintas trauma perlahan mulai menyadari dampak viktimisasi yang mereka alami. Penting untuk mendefinisikan kembali diri sendiri, menciptakan persepsi baru tentang diri, dan merencanakan masa depan yang lebih positif.
Artikel Terkait
Mengapa Pelaku Perselingkuhan Cenderung Melakukan KDRT?
Apakah Gangguan Jiwa Sama dengan Gangguan Mental? Simak Gejala dan Penanganannya
KDRT Pada Ibu Hamil: Segera Cari Pertolongan Jika Mengalaminya
Kenali Apa Perbedaan Psikiater dan Psikolog Agar Tidak Keliru Sebelum Konseling Kesehatan Mental!
Manfaat Memiliki Hobi untuk Kesehatan Mental, Bahkan Bisa Mengembangkan Karir Juga