hidup-sehat

Mengayuh demi Otak: Studi Terkini Sarankan Bersepeda untuk Turunkan Risiko Demensia

Minggu, 28 September 2025 | 10:00 WIB
Mengayuh demi otak

SURATDOKTER.com - Bersepeda bukan cuma ramah kantong dan lingkungan; kebiasaan ini juga dikaitkan dengan risiko demensia yang lebih rendah.

Studi kohort berbasis UK Biobank melaporkan bahwa memilih moda perjalanan aktif berupa bersepeda berkaitan dengan risiko 19% lebih rendah untuk demensia semua penyebab dan 22% lebih rendah untuk Alzheimer dibanding moda nonaktif seperti mobil atau kereta.

Temuan yang sama juga mengaitkan bersepeda dengan volume hipokampus yang lebih besar—area otak penting untuk memori dan belajar.

Baca Juga: Fenomena Joki Strava: Saat Pencitraan Digital Mengalahkan Keringat Nyata

Kenapa bersepeda bisa membantu?

Aktivitas aerobik seperti bersepeda memperbaiki kebugaran kardiovaskular, mendukung aliran darah ke otak, dan mendorong neuroplastisitas.

Di studi yang sama, kelompok yang gemar bersepeda menunjukkan struktur otak yang lebih “terjaga”, ditandai dengan hipokampus yang relatif lebih besar, sebuah penanda yang sering dikaitkan dengan fungsi memori yang lebih baik.

Catatan penting dari peneliti

Perlu diingat, penelitian ini bersifat observasional. Artinya, hasilnya menunjukkan keterkaitan, bukan sebab-akibat langsung.

Para ahli juga menyoroti bahwa kebiasaan bersepeda diukur pada satu titik waktu dan mayoritas peserta adalah orang kulit putih yang relatif sehat, sehingga generalisasi ke populasi lain perlu kehati-hatian.

Meski begitu, konsistensi bukti lintas riset bahwa aktivitas fisik bermanfaat untuk otak tetap kuat.

Laporan Komisi Lancet 2024 menegaskan ada 14 faktor yang dapat dimodifikasi sepanjang hidup dan berpotensi mencegah atau menunda sekitar 45% kasus demensia. Aktivitas fisik menjadi salah satu pilar pencegahan yang berulang kali muncul dalam bukti.

Pedoman WHO menyarankan orang dewasa melakukan 150–300 menit aktivitas aerobik intensitas sedang per minggu atau 75–150 menit aktivitas intensitas berat (atau kombinasi keduanya), plus latihan penguatan otot minimal dua hari per minggu.

Bersepeda—di luar atau statis dalam ruangan—dapat menjadi cara praktis memenuhi target tersebut.

Baca Juga: Tak Hanya Anak Muda, Ternyata Ini Alasan Lansia Tetap Harus Pergi ke Gym, Bisa Cegah Penyakit Mematikan Lho...

Cara mulai bersepeda yang aman dan realistis

  • Mulai pendek, tingkatkan bertahap. Pilih rute pendek di jalur sepeda atau area aman, lalu tambah durasi/medan secara perlahan.
  • Utamakan keselamatan. Gunakan helm, lampu, dan reflektor; pilih rute terang atau bersepeda bersama teman.
  • Kombinasikan dengan jalan kaki cepat. Jika bersepeda sulit dilakukan setiap hari, selingi dengan jalan cepat berdurasi cukup agar denyut meningkat—langkah ini turut mendukung kesehatan otak dan jantung. (Target mingguan tetap mengikuti pedoman WHO).
  • Bersepeda statis itu sah. Sepeda statis indoor bisa menjadi opsi bagi yang khawatir soal lalu lintas atau cuaca.

Siapa yang sebaiknya berkonsultasi dulu?

Bagi yang tidak aktif dalam waktu lama, sedang hamil, memiliki penyakit jantung/metabolik, atau gangguan keseimbangan, konsultasi dengan tenaga kesehatan sebelum memulai program bersepeda intens lebih bijak.

Halaman:

Tags

Terkini