SURATDOKTER.com - Tidur bukan hanya waktu bagi tubuh untuk beristirahat, tetapi juga momen penting bagi sistem hormon untuk menyeimbangkan diri.
Saat seseorang tidur cukup, tubuh memperbaiki sel, menstabilkan metabolisme, dan mengatur produksi hormon yang berperan besar dalam suasana hati serta kesehatan reproduksi.
Namun, penelitian menunjukkan bahwa tidur kurang dari 6 jam per malam, terutama pada wanita, dapat mengacaukan ritme hormon alami.
Kondisi ini tidak hanya menimbulkan rasa lelah, tetapi juga memengaruhi sistem endokrin yang mengatur hampir seluruh fungsi tubuh.
Baca Juga: Posisi Tidur yang Baik Bisa Mempengaruhi Kualitas Tidur, Begini Penjelasannya?
Hubungan Tidur dan Hormon yang Jarang Diketahui
Selama tidur malam, tubuh wanita memproduksi beberapa hormon penting seperti melatonin, kortisol, dan estrogen. Ketiganya memiliki fungsi berbeda tetapi saling terhubung:
- Melatonin membantu tubuh mengenali waktu istirahat dan memengaruhi kualitas tidur. Saat seseorang tidur terlalu larut atau kurang dari lima jam, produksi melatonin menurun drastis.
- Kortisol, hormon stres, seharusnya menurun di malam hari dan naik di pagi hari. Namun ketika tidur tidak cukup, kortisol justru tetap tinggi, menyebabkan tubuh terasa tegang dan sulit rileks.
- Estrogen berperan dalam kesehatan kulit, mood, serta siklus menstruasi. Gangguan tidur kronis dapat membuat kadar estrogen tidak stabil, yang berujung pada perubahan siklus haid dan munculnya jerawat atau perubahan suasana hati.
Kombinasi ketidakseimbangan ini membuat tubuh wanita lebih mudah lelah, mudah marah, sulit berkonsentrasi, dan lebih rentan terhadap gangguan metabolisme seperti peningkatan berat badan.
Studi Ilmiah: Tidur Singkat Mengacaukan Keseimbangan Hormon
Sebuah studi besar yang melibatkan lebih dari 34.000 partisipan menemukan bahwa wanita yang tidur kurang dari 6 jam per malam memiliki risiko dua kali lipat mengalami ketidakseimbangan hormon stres dan reproduksi dibandingkan yang tidur 7–8 jam.
Peneliti juga menemukan bahwa wanita dengan durasi tidur terbatas cenderung mengalami penurunan hormon leptin (pengatur rasa kenyang) dan peningkatan ghrelin (pemicu rasa lapar). Akibatnya, mereka lebih mudah makan berlebih di malam hari.
Selain itu, gangguan tidur jangka panjang dapat memicu resistensi insulin, mempercepat penuaan kulit, dan meningkatkan risiko sindrom ovarium polikistik (PCOS) karena gangguan hormon androgen.
Baca Juga: Benarkah Mandi Sebelum Tidur Membuat Tidur Lebih Baik dan Hidup Lebih Lama?
Dampak Nyata pada Kehidupan Sehari-Hari
Kurang tidur selama beberapa malam mungkin terasa ringan di awal, tetapi efeknya bisa menumpuk. Wanita yang tidur hanya lima jam sehari akan mulai mengalami:
- Mood tidak stabil dan mudah cemas
- Siklus menstruasi berubah atau datang lebih cepat/lambat
- Wajah tampak kusam dan mudah berjerawat karena stres oksidatif meningkat
- Metabolisme melambat, membuat berat badan naik meski pola makan tidak berubah
- Penurunan gairah seksual akibat penurunan kadar estrogen dan testosteron alami
Jika kondisi ini berlangsung lama, tubuh akan sulit mengembalikan keseimbangan hormon meskipun pola tidur sudah mulai diperbaiki.
Cara Memperbaiki Pola Tidur dan Menjaga Keseimbangan Hormon
-
Tidur dan bangun di jam yang sama setiap hari.
Ritme sirkadian tubuh memerlukan konsistensi agar produksi hormon berjalan seimbang. -
Batasi paparan cahaya biru dari ponsel atau laptop satu jam sebelum tidur.
Cahaya biru menekan produksi melatonin sehingga otak sulit “mematikan mode siaga”.
Artikel Terkait
Benarkah Sering Membersihkan Rumah Bisa Merusak Paru-Paru Seperti Merokok 20 Batang Sehari?
Mengayuh demi Otak: Studi Terkini Sarankan Bersepeda untuk Turunkan Risiko Demensia
Studi Terkini: Pengguna Ganja “4 Kali Lebih Berisiko” Terkena Diabetes Tipe 2
Tips Aman Menjalani Diet Keto Agar Terhindar dari Efek Samping
Benarkah Ibu Rumah Tangga Tak Perlu Olahraga? Fakta di Balik Aktivitas Fisik Sehari-hari yang Sering Disalahpahami