Banyak platform media sosial besar, seperti Instagram dan TikTok, juga menetapkan usia minimal 13 tahun untuk mendaftar. Batas ini bukan tanpa alasan, melainkan untuk melindungi anak dari paparan konten yang belum sesuai dengan perkembangan mental mereka.
Selain itu, anak yang lebih dewasa sudah mampu memahami konsep privasi, risiko interaksi online, serta memiliki keterampilan komunikasi yang lebih matang.
Hal ini membuat mereka lebih siap menghadapi dunia digital dengan pengawasan yang tepat.
Tanda-Tanda Anak Mulai Terlalu Bergantung pada Ponsel
Orang tua perlu waspada jika anak menunjukkan tanda-tanda berikut:
- Sulit tidur karena terlalu lama menatap layar.
- Mudah marah atau gelisah jika ponselnya diambil.
- Menghabiskan lebih banyak waktu di dunia maya daripada berinteraksi langsung.
- Penurunan minat terhadap aktivitas fisik atau hobi lain.
- Prestasi sekolah menurun karena kurang fokus belajar.
Jika tanda-tanda ini muncul, penting untuk segera melakukan pembatasan penggunaan ponsel secara bertahap.
Peran Orang Tua dalam Pencegahan
Orang tua memegang kunci utama dalam melindungi kesehatan mental anak. Beberapa langkah yang disarankan antara lain:
- Menunda pemberian ponsel pintar hingga anak minimal berusia 13 tahun.
- Membatasi waktu layar harian sesuai rekomendasi kesehatan anak.
- Mendorong aktivitas fisik, bermain di luar ruangan, dan interaksi tatap muka.
- Memberikan contoh dengan tidak terlalu sering menggunakan ponsel di depan anak.
- Membuka komunikasi agar anak berani bercerita jika menemukan masalah di dunia digital.
Ponsel pintar memang menjadi bagian tak terpisahkan dari kehidupan modern, tetapi penggunaannya perlu diatur dengan bijak.
Memberikan ponsel pada anak sebelum usia 13 tahun terbukti berisiko terhadap kesehatan mental jangka panjang, mulai dari gangguan emosi, kecemasan, hingga depresi.
Dengan menunda dan mengatur penggunaan gawai, orang tua dapat membantu anak tumbuh dengan lebih sehat secara mental dan emosional, sekaligus menyiapkan mereka untuk menghadapi dunia digital dengan cara yang lebih matang.***
Artikel Terkait
Literasi Digital Sejak Dini: Cara Efektif Lindungi Anak dari Dampak Negatif Game Online
Ketika Situasi Tidak Kondusif: Cara Bijak Orang Tua Menenangkan Anak di Tengah Kondisi Rusuh
Ketakutan Kehilangan Pekerjaan karena AI: Alarm Bagi Kesehatan Mental Pekerja Indonesia
Labubu dan Fenomena Treatonomics, Kemewahan Kecil Pereda Pilu Gen Z di Tengah Krisis Ekonomi
Fenomena Ketawa Karier: Humor sebagai Strategi Bangun Tim yang Lebih Solid