SURATDOKTER.com - Perkembangan kecerdasan buatan (artificial intelligence/AI) kini bukan lagi sekadar wacana teknologi, melainkan sudah masuk ke dalam ruang kerja banyak negara.
Kehadirannya membawa dua sisi mata uang: peluang untuk meringankan beban manusia, sekaligus ancaman menggantikan tenaga kerja. Bagi sebagian orang, hal ini lebih menimbulkan rasa cemas daripada rasa lega.
Sebuah laporan internasional berjudul Global Public Opinion on Artificial Intelligence (GPO-AI) yang terbit tahun 2024 memberikan gambaran jelas mengenai hal ini.
Baca Juga: Wamenkomdigi Soroti Penyalahgunaan AI dan Deepfake, Sebut Perempuan dan Anak Rawan Jadi Korban
Survei dilakukan terhadap 1.000 responden dari 21 negara dengan hasil yang mengejutkan. Indonesia termasuk dalam jajaran negara dengan tingkat kekhawatiran tertinggi terhadap risiko pekerjaan yang tergerus oleh mesin.
Indonesia Termasuk Paling Cemas
Dari hasil penelitian, 76 persen responden asal Indonesia menyatakan khawatir pekerjaannya akan tergantikan oleh komputer atau robot dalam 10 tahun ke depan.
Angka ini sejalan dengan India (75 persen) dan Pakistan (72 persen). Ketiga negara ini memang sedang gencar mendorong adopsi teknologi, namun perlindungan bagi pekerja dinilai masih terbatas.
Perbedaan mencolok terlihat di negara maju. Di Jerman, hanya 34 persen responden yang merasa ada risiko pekerjaannya hilang, sementara mayoritas 66 persen merasa tenang.
Jepang bahkan menjadi negara dengan tingkat kecemasan terendah, hanya 5 persen responden yang merasa benar-benar terancam.
Hal ini menunjukkan adanya kepercayaan tinggi terhadap sistem ketenagakerjaan dan regulasi yang berlaku di negara tersebut.
Baca Juga: Studi Mengungkapkan Menghabiskan Waktu Terlalu Banyak Dengan AI Akan Memperburuk Keterampilan Sosial
Dampak Kesehatan Mental dari Rasa Takut Kehilangan Pekerjaan
Rasa khawatir yang berlebihan bukan sekadar persoalan ekonomi. Kecemasan yang terus-menerus bisa berimbas pada kesehatan mental pekerja.
Artikel Terkait
Neko Health: AI yang Bisa Mendeteksi Kanker Hanya Dalam Waktu 20Detik
Studi Mengungkapkan Menghabiskan Waktu Terlalu Banyak Dengan AI Akan Memperburuk Keterampilan Sosial
Cina Menjadi Pelopor Dengan Meluncurkan Rumah Sakit Dengan 14 AI Dokter
India Menjadi Pelopor yang Meluncurkan Tes Darah Oleh AI: Tanpa Jarum, Tanpa Botol
Wamenkomdigi Soroti Penyalahgunaan AI dan Deepfake, Sebut Perempuan dan Anak Rawan Jadi Korban