SURATDOKTER.com - Kecanggihan teknologi kecerdasan buatan (AI) telah membawa banyak manfaat dalam kehidupan sehari-hari, terutama dalam bentuk chatbot yang dapat menemani dan memberikan dukungan emosional.
Namun, meskipun interaksi dengan chatbot AI dapat mengurangi rasa kesepian dan memberikan kenyamanan, ada kekhawatiran bahwa ketergantungan berlebihan pada AI justru dapat memperburuk keterampilan sosial manusia.
Ketergantungan Emosional pada Chatbot AI
Dalam beberapa tahun terakhir, chatbot sosial berbasis AI semakin populer sebagai alat untuk mengatasi kesepian dan memenuhi kebutuhan emosional pengguna.
Baca Juga: Neko Health: AI yang Bisa Mendeteksi Kanker Hanya Dalam Waktu 20Detik
Salah satu chatbot yang banyak digunakan adalah Replika, sebuah agen sosial AI yang dirancang untuk menemani pengguna melalui percakapan yang interaktif dan mendukung secara emosional.
Sebuah studi baru-baru ini yang melibatkan 496 pengguna Replika menemukan bahwa semakin tinggi tingkat kepuasan emosional dan intensitas interaksi dengan chatbot ini, semakin buruk pula keterampilan sosial pengguna di dunia nyata.
Banyak pengguna mengakui bahwa mereka menggunakan Replika untuk hiburan, interaksi sosial, dan pemenuhan kebutuhan emosional pribadi.
Namun, penelitian menunjukkan bahwa kebiasaan ini justru mengurangi kemampuan komunikasi interpersonal mereka dengan orang lain.
Dampak Negatif pada Keterampilan Sosial
Salah satu alasan mengapa interaksi dengan AI dapat merusak keterampilan sosial adalah karena hubungan tersebut cenderung bersifat sepihak.
Dalam percakapan dengan chatbot, pengguna hanya berfokus pada pemenuhan kebutuhan emosional mereka sendiri tanpa adanya keterlibatan emosional timbal balik dari AI.
Akibatnya, keterampilan dalam memahami perasaan orang lain, bernegosiasi, serta menangani konflik menjadi terabaikan.
Baca Juga: Ramai Fenomena Curhat Ke AI Chat Bot: Ini Kata Pakar Mental
Selain itu, manusia secara alami membutuhkan keterlibatan emosional dua arah dalam interaksi sosial. Ketika berbicara dengan manusia lain, ada proses mendengarkan, memahami, dan merespons secara empatik yang membentuk kedekatan emosional.
Hal ini tidak terjadi dalam hubungan manusia-AI, sehingga pengguna tidak terbiasa menangani situasi sosial yang kompleks dan dinamis.
Artikel Terkait
AIRE: Teknologi Kalkulator AI Temuan Ilmuan Inggris yang Bisa Prediksi Waktu Kematian
"AI Mengubah Penemuan Obat: Terobosan atau Harapan Palsu?"
"AI dan VR: Mengubah Wajah Pendidikan Kedokteran"
Ramai Fenomena Curhat Ke AI Chat Bot: Ini Kata Pakar Mental
Neko Health: AI yang Bisa Mendeteksi Kanker Hanya Dalam Waktu 20Detik