Sisi Psikologi dalam Passion Economy
Fenomena passion economy tidak hanya berdampak secara finansial, tetapi juga berkaitan erat dengan aspek psikologis. Menjalani pekerjaan yang sesuai dengan minat terbukti dapat meningkatkan well-being seseorang.
Ketika seseorang menyalurkan hobinya, otak melepaskan hormon dopamin yang berhubungan dengan rasa senang dan motivasi. Inilah sebabnya banyak kreator merasa lebih bersemangat bekerja meski jam kerja mereka tidak menentu.
Selain itu, passion economy memberi kesempatan bagi individu untuk membangun sense of purpose.
Mereka merasa apa yang dilakukan tidak hanya menghasilkan uang, tetapi juga memberikan makna karena mampu menghibur, menginspirasi, atau mengedukasi orang lain.
Hal ini sangat penting untuk kesehatan mental karena dapat menurunkan risiko stres akibat pekerjaan.
Namun, ada sisi tantangan. Tekanan untuk selalu produktif demi menjaga perhatian audiens dapat menimbulkan kelelahan psikologis atau burnout.
Karena itu, keseimbangan antara berkarya dan menjaga kesehatan mental tetap menjadi hal yang harus diperhatikan para kreator.
Baca Juga: Gen Z dan Kesehatan Mental di Tengah Ketidakpastian Ekonomi: Tantangan dan Peluang di Dunia Kerja
Passion economy menjadi bukti bahwa hobi dapat menjadi sumber penghasilan yang nyata jika dijalani dengan konsisten.
Dari bercerita tentang misteri, bermain game, hingga membuat konten keluarga sederhana, semua bisa berkembang menjadi identitas sekaligus ladang cuan.
Selain keuntungan finansial, passion economy juga membawa manfaat psikologis berupa rasa puas, kebahagiaan, dan makna dalam hidup. Meski demikian, menjaga batasan agar tidak jatuh pada kelelahan mental tetap menjadi kunci untuk menjalani tren ini secara sehat dan berkelanjutan.***
Artikel Terkait
Benarkah Game Online Bisa Membuat Anak Jadi Kasar? Menelisik Pengaruh Kecanduan Game Terhadap Karakter Anak
Kenapa Anak Suka Memukul dan Mencubit? Bukan Nakal, Tapi Sinyal yang Perlu Dipahami
Kenapa Anak yang Hampir Remaja Masih Suka Mencubit atau Memukul? Saat Kakak Tak Lagi Kecil Tapi Tetap Kasar
Fenomena Rojali & Rohana: Antara Mall Sepi, Gaya Hidup Digital, dan Dampaknya pada Kesehatan Mental
Belajar Menikmati Hidup: Mengurangi FOMO dan Mempraktikkan JOMO