SURATDOKTER.com - Banyak orang tua dibuat bingung ketika anak yang sudah mendekati usia remaja masih menunjukkan perilaku kasar seperti mencubit, memukul, atau bahkan menjambak, terutama kepada adiknya.
Harapan bahwa anak akan menjadi lebih dewasa dan tenang seiring bertambahnya usia ternyata tidak selalu sejalan dengan kenyataan.
Situasi seperti ini bisa memunculkan pertanyaan besar: apa yang sebenarnya sedang terjadi dalam diri si kakak?
Baca Juga: Mengenal Mood Swing Pascapersalinan: Gejala Emosional yang Wajar, Namun Perlu Dipahami
Perilaku Agresif Bukan Sekadar Masalah Fisik
Ketika seorang anak yang telah memasuki usia pra-remaja masih kerap menggunakan kekuatan fisik untuk mengekspresikan perasaannya, penyebabnya lebih dalam dari sekadar “nakal” atau “tidak sopan.”
Sering kali, tindakan tersebut mencerminkan adanya ketidakmampuan dalam mengelola emosi yang lebih kompleks.
Di usia menjelang remaja, anak mulai mengalami perubahan psikologis, hormonal, dan sosial, namun tidak semua anak siap secara emosional untuk menghadapinya.
Perubahan ini bisa membuat mereka merasa bingung, marah, atau tidak dimengerti. Ketika tidak ada saluran yang tepat untuk mengungkapkan hal itu, tangan bisa lebih dulu bergerak sebelum mulut sempat berbicara.
Persaingan dan Rasa Ingin Diakui
Pada banyak kasus, perilaku mencubit atau memukul adik dilakukan bukan karena benar-benar benci, melainkan karena adanya rasa cemburu atau keinginan mendapatkan perhatian yang sama.
Ketika seorang kakak merasa posisinya tersisih, apalagi setelah adik hadir, ia mungkin mencoba menarik perhatian orang tua dengan cara yang salah — termasuk lewat tindakan fisik.
Bagi anak usia 10–12 tahun, kebutuhan untuk dihargai dan dianggap penting masih sangat tinggi. Jika mereka merasa perhatiannya kalah dari sang adik, rasa frustrasi ini bisa meledak dalam bentuk kekasaran.
Artikel Terkait
Memulihkan Luka Tak Kasat Mata: Edukasi Kesehatan Mental Anak Pasca Trauma
Arrasya Wardhana Bachtiar, Putra Sulung Tasya Kamila Hobi Koleksi Kipas Angin: Ini Kata Psikolog
Pentingnya Penanganan Kesehatan Mental di Kampus
Mudah Emosi ke Orang Tua: Psikolog Sebut Karena Ada Luka Lama yang Belum Sembuh
Abu Zayd Al-Balkhi: Pemikir Muslim yang Menyelami Kesehatan Mental Sejak Abad ke-9, Jauh Sebelum Psikologi Modern