Mulai dari dosis terendah
Hindari memulai dengan dosis tinggi. Amati bagaimana tubuh merespons pada 2–3 hari pertama.
Perhatikan gejala tubuh
Jika muncul sensasi perih, mual, atau gejala maag, hentikan penggunaan segera.
Konsultasi dengan dokter atau ahli gizi
Terutama jika sedang dalam pengobatan untuk lambung atau memiliki riwayat maag kronis.
Alternatif Lebih Aman
Bagi penderita gangguan lambung, sebenarnya masih ada banyak cara untuk membantu pembakaran lemak tanpa harus bergantung pada fat burner. Beberapa alternatif yang lebih aman:
- Menjalankan diet seimbang rendah kalori
- Meningkatkan aktivitas fisik dan latihan kardio ringan
- Memilih makanan alami yang mempercepat metabolisme seperti jahe, kayu manis, dan teh herbal non-kafein
- Menjaga jam makan teratur untuk menstabilkan asam lambung
Baca Juga: Fat Burner: Pembakar Lemak atau Sekadar Ilusi? Simak Penjelasan Lengkapnya
Meskipun fat burner menawarkan kemudahan dalam mendukung penurunan berat badan, penggunaannya tidak sepenuhnya aman untuk penderita masalah lambung.
Bahan aktif seperti kafein dan capsaicin berpotensi memperburuk gejala gastritis atau asam lambung. Jika ingin tetap menggunakannya, pastikan memilih formula yang lebih ringan, menghindari konsumsi saat perut kosong, dan selalu perhatikan sinyal dari tubuh.
Menurunkan berat badan sebaiknya tidak mengorbankan kesehatan saluran cerna. Keseimbangan antara nutrisi, pola hidup sehat, dan kesadaran kondisi tubuh jauh lebih penting dibanding hasil instan yang justru berisiko.***
Artikel Terkait
Viral! Diet Cacing Pita: Cara Gila Turunkan Berat Badan yang Bikin Mual, Tapi Bikin Kurus?
Mengenal Apa Itu Diet Prana Dengan Konsep yang Benar
Fat Burner: Pembakar Lemak atau Sekadar Ilusi? Simak Penjelasan Lengkapnya
Protein Shake: Minuman Praktis Penambah Asupan Protein, Bermanfaat atau Berisiko?
Fat Burner vs Fat Blocker: Mana yang Lebih Efektif atau Haruskah Digabungkan?