Sebagai seorang dokter, ia memandang kesehatan tubuh dan jiwa sebagai dua hal yang saling melengkapi. Tubuh yang sehat menyediakan energi, sementara jiwa yang tenang memberikan arah. Ia menegaskan bahwa jiwa adalah kesempurnaan manusia, sedangkan tubuh hanyalah wadahnya.
Hubungan antara Jiwa, Pengetahuan, dan Kebijaksanaan
Bagi Ibnu Sina, kecerdasan tidak hanya terbentuk dari banyaknya informasi yang dikumpulkan, tetapi juga dari kemampuan jiwa untuk menerima, memahami, dan mengolah kebenaran.
Dengan kata lain, pengetahuan akan menjadi lebih bermakna jika dipadukan dengan kejernihan batin.
Ia mendorong setiap orang untuk mengelola dorongan hati, menjaga ketenangan, dan melatih kesadaran penuh terhadap dirinya sendiri.
Pandangan ini selaras dengan konsep mindfulness yang populer saat ini, meskipun Ibnu Sina telah mengajarkannya berabad-abad sebelum istilah tersebut dikenal luas.
Relevansi Pemikiran Ibnu Sina di Era Modern
Dalam kehidupan modern yang serba cepat dan penuh tekanan, pesan Ibnu Sina terasa semakin relevan. Banyak orang yang mengalami kelelahan mental karena terpaku pada pencapaian eksternal tanpa memperhatikan kondisi batinnya.
Pemikiran Ibnu Sina mengingatkan bahwa keberhasilan sejati tidak hanya diukur dari prestasi, tetapi juga dari kemampuan menjaga keseimbangan antara pikiran, tubuh, dan jiwa.
Mengambil inspirasi darinya, menjaga kesehatan mental dapat dilakukan dengan langkah-langkah sederhana seperti meluangkan waktu untuk refleksi diri, mengatur pernapasan, atau menulis jurnal untuk memahami emosi.
Selain itu, mengurangi paparan stres berlebihan dan membangun kebiasaan positif dapat membantu menjaga kejernihan pikiran.
Baca Juga: Fenomena Ketawa Karier: Humor sebagai Strategi Bangun Tim yang Lebih Solid
Ibnu Sina melihat jiwa sebagai pusat kecerdasan manusia, dan ketenangannya sebagai syarat utama agar pikiran dapat bekerja optimal.
Pemikirannya mengajarkan bahwa pengetahuan yang sejati lahir dari kesadaran diri dan kejernihan batin. Di era yang dipenuhi distraksi, pesan ini menjadi pengingat berharga bahwa merawat kesehatan mental adalah bagian penting dari mengasah kecerdasan.***
Artikel Terkait
Fenomena Gray Work: Beban Tambahan dari Banyak Aplikasi dan Dampaknya pada Kesehatan Mental
Literasi Digital Sejak Dini: Cara Efektif Lindungi Anak dari Dampak Negatif Game Online
Ketika Situasi Tidak Kondusif: Cara Bijak Orang Tua Menenangkan Anak di Tengah Kondisi Rusuh
Ketakutan Kehilangan Pekerjaan karena AI: Alarm Bagi Kesehatan Mental Pekerja Indonesia
Labubu dan Fenomena Treatonomics, Kemewahan Kecil Pereda Pilu Gen Z di Tengah Krisis Ekonomi