Cara Praktis Menerapkan JOMO
1. Batasi Penggunaan Media Sosial
Tetapkan jam khusus untuk membuka media sosial dan hindari kebiasaan menggulir layar sebelum tidur. Waktu yang biasanya habis untuk scrolling bisa diganti dengan membaca buku, berolahraga ringan, atau sekadar beristirahat.
2. Berani Menolak Ajakan yang Tidak Perlu
Tidak semua undangan kumpul harus diterima. Dengan berani mengatakan tidak, tubuh dan pikiran bisa beristirahat lebih baik. Ini juga membantu menghindari rasa jenuh akibat aktivitas berlebihan.
3. Fokus pada Hobi dan Aktivitas Positif
Menekuni hobi atau bergabung dengan komunitas sesuai minat dapat mengalihkan perhatian dari dunia digital. Interaksi langsung dengan orang lain juga lebih menyehatkan daripada sekadar melihat unggahan di layar ponsel.
4. Latih Kesadaran Penuh (Mindfulness)
Sediakan waktu beberapa menit setiap hari untuk menyadari napas, perasaan, dan keadaan sekitar. Latihan sederhana ini bisa membantu menenangkan pikiran serta mengurangi dorongan untuk terus membandingkan diri dengan orang lain.
Baca Juga: Pentingnya Penanganan Kesehatan Mental di Kampus
FOMO dapat memicu stres dan rasa cemas jika dibiarkan berlarut-larut. Sebaliknya, JOMO memberi ruang untuk lebih tenang, fokus, dan bahagia dengan pilihan hidup sendiri.
Dengan membatasi media sosial, berani berkata tidak, serta lebih fokus pada hobi dan kesadaran diri, kesehatan mental dapat terjaga lebih baik.
Menerapkan JOMO bukan berarti menutup diri dari dunia luar, melainkan belajar menikmati hidup sesuai ritme diri sendiri. Dengan begitu, pikiran lebih sehat, energi lebih terjaga, dan hidup terasa lebih bermakna.***
Artikel Terkait
Gen Z dan Kesehatan Mental di Tengah Ketidakpastian Ekonomi: Tantangan dan Peluang di Dunia Kerja
Kenapa Anak Suka Memukul dan Mencubit? Bukan Nakal, Tapi Sinyal yang Perlu Dipahami
Kenapa Anak yang Hampir Remaja Masih Suka Mencubit atau Memukul? Saat Kakak Tak Lagi Kecil Tapi Tetap Kasar
Studi: Gen Z Merasa Tak Nyaman Lihat Ibu Menyusui di Ruang Publik, Berkaitan dengan Privasi
Fenomena Rojali & Rohana: Antara Mall Sepi, Gaya Hidup Digital, dan Dampaknya pada Kesehatan Mental