Kekhawatiran ini mendorong mereka untuk mencari pekerjaan yang fleksibel namun tetap memberikan jaminan keamanan psikologis.
Perubahan tren ini menjadi alarm bagi perusahaan untuk mulai memprioritaskan employee well-being sebagai bagian dari strategi bisnis.
Perusahaan yang ingin memanfaatkan potensi Gen Z harus memahami nilai-nilai yang mereka pegang. Dukungan terhadap kesehatan mental dapat diberikan melalui:
- Konseling – baik secara online maupun tatap muka.
- Program Pelatihan Kesehatan Mental – untuk membangun kesadaran dan keterampilan mengelola stres.
- Kebijakan Kerja Fleksibel – seperti remote working atau jam kerja adaptif.
- Lingkungan Kerja Inklusif – yang mendukung keberagaman dan mengurangi diskriminasi.
Pendekatan ini tidak hanya menjaga kesejahteraan karyawan, tetapi juga memberi dampak positif pada citra perusahaan di mata generasi muda.
Baca Juga: Minuman Kopi Semakin Viral di Gen Z, Ini Tips Minum Kopi yang Aman Bagi Penderita Masalah Lambung!
Gen Z adalah generasi yang dapat menstimulasi adanya perubahan positif jika diberikan ruang untuk berkembang. Mereka memiliki kreativitas, keberanian mencoba hal baru, dan rasa ingin berkontribusi pada isu-isu sosial.
Dalam jangka panjang, perusahaan yang mampu beradaptasi dengan kebutuhan mereka akan meraih keuntungan kompetitif yang signifikan.
Menjadikan kesehatan mental sebagai prioritas bukan sekadar tren, namun merupakan langkah keberlanjutan di tengah ketidakpastian global.***
Artikel Terkait
Viral Istilah Jam Koma di Kalangan Gen Z: Ini Kata Psikolog!
Dulu Penyakit Orang Tua, Kini Kanker Kolorektal Mengintai Kalangan Gen Z
Alogaritma Media Sosial Sangat Berpengaruh Terhadap Kesehatan Mental Gen Z
Trend Manusia Tikus di Kalangan Gen Z Cina Merebak Seiring Meningkatnya Tekanan Hidup
Studi: Gen Z Merasa Tak Nyaman Lihat Ibu Menyusui di Ruang Publik, Berkaitan dengan Privasi