SuratDokter.com- Kesadaran akan pentingnya kesehatan mental kini semakin luas. Pandemi, tekanan hidup, dan arus informasi yang deras telah memaksa banyak orang untuk lebih terbuka terhadap isu ini.
Apa yang dulu dianggap tabu kini menjadi percakapan sehari-hari. Namun, dalam perjalanan mencari solusi, muncul satu pertanyaan besar: apakah teknologi adalah jawaban untuk krisis kesehatan mental, atau hanya sekadar ilusi?
Keputusan Orexo, perusahaan asal Swedia, untuk menghentikan pengembangan aplikasi pengobatan depresi membuka babak baru dalam diskusi ini.
Bagaimana peran teknologi sebenarnya?
Perjalanan Teknologi dari Masa Ke Masa
Dari Tabu Menjadi Perjuangan Kolektif
Di masa lalu, berbicara tentang kesehatan mental seringkali dianggap memalukan. Orang dengan depresi atau kecemasan lebih sering disalahpahami, diberi label lemah, atau bahkan diabaikan. Namun, seiring waktu, stigma tersebut mulai memudar.
Baca Juga: Sehat Tanpa Repot: Teknologi Kesehatan di Rumah
Kampanye global, cerita pribadi dari tokoh-tokoh terkenal, hingga data mengejutkan dari Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) membawa isu ini ke garis depan.
Menurut WHO, lebih dari 280 juta orang di seluruh dunia menderita depresi. Angka tersebut bukan sekadar statistik; itu adalah gambaran dari banyaknya individu yang hidup dalam kesunyian, merasa tidak ada jalan keluar. Dalam konteks ini, teknologi muncul sebagai harapan baru yaitu cara yang cepat dan efisien untuk menjangkau lebih banyak orang.
Tetapi, seperti yang ditunjukkan pengalaman Orexo, harapan itu datang dengan tantangan besar.
Aplikasi Digital: Cepat, Praktis, tetapi Kurang Manusiawi?
Aplikasi kesehatan mental kini hadir dalam berbagai bentuk: platform meditasi, chatbot berbasis AI, hingga terapi daring. Mereka menawarkan kemudahan akses dan biaya yang lebih terjangkau dibandingkan terapi tatap muka. Namun, seberapa efektifkah mereka dalam menangani masalah yang begitu kompleks seperti kesehatan mental?
Kekurangan Teknologi dalam Menangani Kesehatan
Keputusan Orexo untuk mundur dari pengembangan aplikasi pengobatan depresi menunjukkan bahwa teknologi belum mampu menjawab semua tantangan, seperti:
1. Ketiadaan Sentuhan Manusia
Artikel Terkait
Seberapa Penting Kesehatan Mental Wanita yang Sedang Hamil Harus Diperhatikan? Berikut Cara Menjaga Kesehatan Mental Ibu Hamil!
Kenali Dampak Overthinking bagi Kesehatan Mental, Salah Satunya dapat Mengurangi Kepercayaan Diri
Kenali Manfaat Meditasi, Jaga Kesehatan Tubuh dan Kesehatan Mental
Kesehatan Mental Ternyata Juga Dipengaruhi Junk Food atau Makanan Cepat Saji: Ini Penjelasannya!
Sering Mendengarkan Musik, Ternyata ini Manfaatnya untuk Kesehatan Mental!