SURATDOKTER.com - Terlalu sering mengkonsumsi makanan cepat saji (junk food) maupun makanan berlemak lainnya ternyata bisa meningkatkan risiko terkena depresi. Itu artinya, bisa dibilang, apa yang masuk ke dalam tubuh kita juga bisa memengaruhi kesehatan mental seseorang.
Makanan Juga Mempengaruhi Kesehatan Mental?
Seiring dengan mudah tersebarnya informasi, kini ada banyak orang yang mulai awas dengan kondisi mental atau jiwa. Orang dengan kondisi jiwa yang baik umumnya mampu berfungsi atau bekerja dengan baik dan juga sebaliknya.
Mengingat saat ini ada begitu banyak tuntutan pekerjaan, orang-orang pun sebaik mungkin berusaha untuk menjaga kondisi mental mereka.
Baca Juga: Akhirnya Pemerintah Pasang Alat Skrining Virus Mpox di Bandara Ngurah Rai Bali
Namun mungkin tanpa disadari, seseorang justru mendekatkan diri pada sesuatu yang membuat kesehatan mental menurun, seperti terlalu banyak makan makanan cepat saji atau junk food.
Jadi, sebenarnya, apa saja faktor penyebab memburuknya kesehatan mental seseorang? Berikut ini beberapa diantaranya:
- Cedera pada kepala
- Faktor genetik atau keturunan dari keluarga
- Trauma masa kecil
- Trauma signifikan
- Gangguan pada kepala
- Faktor sosial, seperti ekonomi, lingkungan, dan status
- Lingkungan yang buruk
- Kurangnya konsumsi gizi yang baik
Junk Food Bisa Mempengaruhi Kesehatan Mental
Dari sini, kita tahu jika apa yang dikonsumsi ternyata mampu memengaruhi kesehatan mental seseorang. Namun sebenarnya, bagaimana hal ini bisa terjadi?
Sederhananya, makanan yang kaya gizi dan nutrisi, seperti sayur dan buah, akan membuat tubuh menjadi lebih sehat. Dan, seperti yang diketahui, bersama dengan tubuh yang sehat maka akan ada jiwa yang sehat pula.
Makanan cepat saji yang cenderung mengandung garam dan gula yang tinggi membuat tubuh memproduksi insulin yang berlebihan. Tubuh pun kemudian merespons dengan melepaskan hormon stres, seperti kortisol, adrenalin, dan glukagon, yang dapat menyebabkan berbagai masalah kesehatan.
Baca Juga: BPJS Kesehatan Dukung dan Resmikan Taman Inisiatif Agar Masyarakat Lebih Sehat
Itulah yang kemudian membuat seseorang jadi mudah merasa cemas, sehingga bisa berpotensi menyebabkan depresi.
Selain itu, diketahui jika zat perfluoroalkil (PFAs) pada junk food juga mampu meningkatkan risiko anemia dan insomnia. Anemia dan insomnia mampu membuat tubuh selalu merasa lelah dan tidak bersemangat. Hal ini kemudian bisa berpengaruh pada suasana hati yang menyebabkan kesehatan mental menurun.
Tentunya, seperti yang telah dijelaskan sebelumnya, bukan berarti bahwa kesehatan jiwa bisa memburuk hanya karena apa yang kita makan. Ada banyak faktor lain, baik internal maupun eksternal, yang bisa membuat seseorang rentan terkena depresi.
Namun mengingat junk food adalah salah satunya, tidak ada salahnya mulai dari sekarang kita mulai mengurangi konsumsinya.
Artikel Terkait
Inilah Beda Fast Food dan Junk Food yang Sering Dianggap Sama
Meski Rasanya Lezat, Ketahui Bahaya Junk Food untuk Kesehatan Kulit!
Benarkah Junk food Bikin Awet Muda, Gengsi dan Berkelas, Cek Faktanya di Sini
Mengubah Kebiasaan: Panduan Praktis untuk Berhenti Makan Junk Food