Hal ini dapat memicu perasaan marah dan frustrasi yang memperburuk situasi, terutama jika pola silent treatment sering terjadi dalam hubungan.
Ada beberapa alasan yang mendasari mengapa seseorang menggunakan silent treatment dalam hubungan mereka. Beberapa di antaranya adalah:
1. Kurangnya Kesadaran Diri: Orang yang merasa kewalahan dengan emosi mereka mungkin tidak tahu cara lain untuk mengekspresikannya selain dengan menarik diri.
2. Menghindari Konflik: Sebagian orang merasa takut terhadap reaksi orang lain atau ketidaknyamanan yang muncul dari konflik.
3. Kurangnya Keterampilan Komunikasi: Ketidakmampuan untuk menyampaikan perasaan atau kebutuhan dengan cara yang sehat juga menjadi alasan utama.
4. Sebagai Bentuk Hukuman: Silent treatment bisa digunakan sebagai alat untuk menghukum atau mengontrol pasangan.
Menghadapi dan Mengatasi Silent Treatment
Untuk menghadapi silent treatment, penting untuk tetap tenang dan tidak terprovokasi. Memberikan ruang kepada orang yang memberikan perlakuan ini adalah langkah awal yang bisa dilakukan, sambil menunjukkan niat untuk menyelesaikan konflik.
Menyampaikan perasaan dengan cara yang jelas, seperti mengatakan bahwa Anda siap mendengarkan kapan pun mereka ingin berbicara, dapat membuka jalan untuk komunikasi yang lebih baik.
Baca Juga: Mau Membangun Hubungan yang Sehat? Kenali 10 Tanda Red Flag yang Harus Diwaspadai
Namun, jika silent treatment sering digunakan untuk mengontrol atau memanipulasi, perlu ada batasan yang jelas.
Mengabaikan perilaku ini bisa menjadi solusi sementara, tetapi pola berulang yang merugikan mungkin menandakan perlunya evaluasi ulang terhadap hubungan tersebut.
Jika dampak psikologis dari silent treatment mulai memengaruhi kesejahteraan emosional Anda secara signifikan, pertimbangkan untuk mencari bantuan dari konselor atau terapis.
Hal ini tidak hanya membantu mengatasi dampak negatif dari perlakuan tersebut, tetapi juga memberikan wawasan tentang cara membangun hubungan yang lebih sehat di masa depan.
Silent treatment bukanlah solusi untuk menyelesaikan konflik. Sebaliknya, perilaku ini cenderung memperburuk keadaan dengan menciptakan jarak emosional dan merusak rasa aman dalam hubungan.
Bagi pihak yang menjadi sasaran, penting untuk mengenali bahwa reaksi diam bukanlah kesalahan mereka, melainkan refleksi dari ketidakmampuan pihak lain untuk menangani konflik dengan cara yang sehat.
Artikel Terkait
3 Cara Mengobati Gangguan Kepribadian Narsistik Seseorang
Pasanganmu Punya Sifat Narsistik? Lakukan 5 Hal Ini Biar Gak Gampang Ilfeel
Punya Pasangan Narsistik dan Sudah Terlanjur Sayang Padanya? Begini Cara Mengatasi Pasangan yang Narsistik
Psikologi Sederhana: Mengenal 10 Teknik yang Dipakai Oleh Narsistik
Psikologi Sederhana: Mengenai Kampanye Fitnah Narsistik dan Cara Menghadapinya