Mengatasi People Pleasing: Membangun dan Menjaga Kesejahteraan Pribadi

Apa Itu People Pleasing?

People Pleasing atau keinginan untuk menyenangkan orang lain adalah perilaku yang sering kali muncul karena keinginan untuk diterima, dihargai, atau mencari persetujuan dari orang lain.

Banyak orang merasa bahwa dengan menyenangkan orang lain, mereka akan mendapatkan cinta, persahabatan, dan penerimaan yang mereka butuhkan.

Namun, pada kenyataannya, kebiasaan people pleasing dapat memiliki dampak negatif yang signifikan pada kesejahteraan pribadi dan hubungan sosial.

Baca Juga: Dampak Menjadi People Pleaser Dapat Menganggu Kesehatan Mental? Ketahui Penyebabnya

Dampak People Pleasing

Salah satu dampak negatif dari people pleasing adalah stres dan kelelahan yang berlebihan.

Ketika seseorang selalu berusaha memenuhi harapan orang lain, mereka sering kali mengabaikan kebutuhan dan batasan diri sendiri yang mana dapat menyebabkan peningkatan tingkat stres, kelelahan fisik, dan kelelahan emosional.

Selain itu, people pleasing juga dapat menyebabkan perasaan tidak berharga. Ketika seseorang selalu berusaha menyenangkan orang lain, mereka mungkin merasa bahwa nilai dan keberartian mereka tergantung sepenuhnya pada apa yang mereka lakukan untuk orang lain.

Mereka mungkin merasa bahwa mereka tidak berarti jika tidak dapat memenuhi harapan atau keinginan orang lain.

Ketidakpuasan pribadi juga merupakan dampak negatif yang sering terjadi akibat kebiasaan people pleasing.

Seseorang yang terlalu fokus pada menyenangkan orang lain mungkin mengabaikan keinginan, impian, dan tujuan pribadi mereka sendiri. 

Selanjutnya, kebiasaan people pleasing juga dapat menyebabkan hilangnya identitas pribadi. Ketika seseorang terlalu terikat pada kebutuhan dan keinginan orang lain.

Baca Juga: Kenapa Gen Z Lebih Percaya dengan Nasihat TikTok Daripada Dokter? Simak Informasinya

Mereka mungkin kehilangan pemahaman tentang siapa mereka sebenarnya dan apa yang mereka inginkan dalam hidup yang berakibat mereka mungkin merasa kehilangan jati diri yang sebenarnya dan merasakan kebingungan tentang siapa mereka sebenarnya.