SURATDOKTER.com - Penyakit Lyme kerap dijuluki sebagai “penyakit peniru” karena gejalanya sering mirip dengan flu maupun kondisi autoimun.
Banyak orang yang terlambat didiagnosis karena mengira gejala awalnya hanya kelelahan atau sakit musiman biasa.
Padahal, keterlambatan penanganan dapat menyebabkan komplikasi serius, terutama pada saraf dan sendi.
Artikel ini akan membahas bagaimana membedakan penyakit Lyme dari flu biasa serta penyakit autoimun.
Baca Juga: Tahukah Anda Bahwa Ahli Mengatakan 80 Persen Penyakit Autoimun Menyerang Wanita? Ini Solusinya!
Persamaan dan Perbedaan Gejala Awal
Penyakit Lyme
- Gejala awal biasanya berupa ruam khas berbentuk lingkaran merah menyerupai mata banteng di sekitar gigitan kutu.
- Disertai demam ringan, nyeri otot, sakit kepala, dan kelelahan.
- Gejala bisa muncul beberapa hari hingga minggu setelah digigit kutu.
Flu Biasa
- Ditandai dengan demam, pilek, sakit tenggorokan, batuk, dan badan pegal.
- Umumnya muncul tiba-tiba, berlangsung beberapa hari hingga dua minggu.
- Tidak menimbulkan ruam khas.
Penyakit Autoimun
-
Gejalanya bervariasi, tergantung organ yang diserang sistem imun.
-
Sering mencakup kelelahan kronis, nyeri sendi, ruam kulit tertentu, atau gangguan pencernaan.
-
Gejala berkembang secara bertahap dan berlangsung jangka panjang.
Tanda-Tanda Khusus Penyakit Lyme
- Ruam mata banteng adalah tanda yang paling membedakan. Flu maupun autoimun tidak menimbulkan pola ruam khas ini.
- Gejala berpindah-pindah, misalnya nyeri sendi yang berubah lokasi, menjadi petunjuk penting pada penyakit Lyme.
- Gangguan saraf seperti mati rasa, kelemahan otot wajah, atau kesemutan lebih sering muncul pada Lyme ketimbang flu biasa.
Baca Juga: Jenis-jenis Penyakit Autoimun pada Anak, Kenali Ciri-ciri dan juga Pengobatannya disini!
Flu dan Lyme sama-sama memunculkan demam, nyeri otot, dan rasa lelah, sehingga sulit dibedakan tanpa pemeriksaan medis.
Sedangkan dengan penyakit autoimun, kesamaannya terletak pada gejala jangka panjang seperti kelelahan atau nyeri sendi.
Namun, penyakit autoimun biasanya tidak memiliki hubungan dengan gigitan kutu, sementara Lyme jelas berhubungan dengan paparan di lingkungan tertentu.
Cara Diagnosis yang Lebih Tepat
- Riwayat gigitan kutu menjadi petunjuk kunci dalam membedakan Lyme. Jika seseorang baru beraktivitas di hutan atau daerah rumput tinggi dan mengalami gejala, dokter akan lebih curiga ke arah Lyme.
- Pemeriksaan fisik, terutama melihat adanya ruam khas.
- Tes darah, untuk mendeteksi antibodi terhadap bakteri Borrelia burgdorferi. Namun tes ini akurat setelah beberapa minggu infeksi terjadi.
Jika penyakit Lyme tidak segera ditangani dengan antibiotik, bakteri dapat menyebar ke organ tubuh lain dan memicu komplikasi serius, termasuk radang sendi kronis atau gangguan saraf.
Sedangkan flu biasa akan sembuh sendiri dengan perawatan suportif, dan penyakit autoimun membutuhkan terapi jangka panjang untuk mengendalikan sistem imun.
Artikel Terkait
Amerika Serikat Melaporkan Adanya Kasus Pertama Kematian Pada Manusia Akibat Flu Burung
Beberapa Peternakan di Nevada Terkena Flu Burung Varian Baru
Jangan Remehkan Flu, Bisa Jadi Penyebab Pneumonia yang Menyebabkan Barbie Hsu Meninggal Dunia
Amerika Tengah Menghadapi Wabah Flu, Rumah Sakit Penuh
Viral! Obat Flu Hewan Dipakai Manusia, Amankah?