SURATDOKTER.com - Belakangan ini, sebuah video di media sosial menyoroti kondisi santri di pondok pesantren yang mengalami masalah kulit akibat infeksi skabies atau yang dikenal juga dengan sebutan gudik.
Kondisi ini menjadi perhatian karena banyaknya kasus yang muncul dalam satu lingkungan asrama. Situasi ini memang bukan hal baru, sebab pondok pesantren memiliki karakteristik tertentu yang bisa memicu penyebaran penyakit kulit ini.
Skabies merupakan infeksi kulit yang disebabkan oleh tungau kecil bernama Sarcoptes scabiei. Tungau ini menggali saluran di bawah permukaan kulit dan menimbulkan rasa gatal hebat, terutama saat malam hari.
Baca Juga: Kenali Tanda Jika Kamu Terkena Penyakit Scabies dan Cara Menanganinya
Penyakit ini menyebar sangat mudah, terutama melalui kontak langsung antara kulit penderita dengan orang lain. Tidak hanya itu, penularan juga bisa terjadi lewat benda-benda pribadi seperti pakaian, handuk, atau sprei yang digunakan bersama.
Pondok pesantren atau asrama memiliki tingkat kepadatan penghuni yang cukup tinggi. Banyak santri yang tinggal dalam satu kamar atau ruangan kecil dengan fasilitas terbatas.
Hal ini menciptakan lingkungan yang ideal bagi tungau skabies untuk berpindah dari satu orang ke orang lain. Beberapa sumber bahkan menyebutkan bahwa prevalensi skabies di lingkungan pondok pesantren dapat mencapai 50 hingga 80 persen.
Selain faktor kepadatan, kebiasaan sehari-hari juga sangat berpengaruh. Tidak semua santri memiliki kebiasaan menjaga kebersihan diri secara optimal.
Keterbatasan sarana mandi, kurangnya akses air bersih, serta budaya berbagi pakaian atau alat mandi menjadi pemicu penyebaran yang semakin luas. Selain itu, masih banyak yang belum mengetahui bahwa berbagi barang pribadi bisa meningkatkan risiko terkena infeksi kulit menular seperti skabies.
Ventilasi ruangan yang buruk juga menjadi salah satu faktor yang berkontribusi. Ruang yang lembap dan minim sirkulasi udara bisa mempercepat perkembangan tungau penyebab skabies. Kondisi ini membuat penularan semakin sulit dikendalikan, apalagi jika tidak segera ditangani secara medis.
Namun, kondisi tersebut bukan berarti tidak bisa diatasi. Langkah awal yang penting adalah meningkatkan pengetahuan para santri dan pengelola asrama tentang skabies.
Edukasi tentang cara penyebaran, gejala awal, serta pentingnya menjaga kebersihan diri bisa membantu menurunkan angka penularan. Informasi bisa diberikan melalui penyuluhan rutin atau penyebaran materi edukatif yang mudah dipahami.
Selain edukasi, kebersihan lingkungan dan fasilitas asrama juga perlu diperhatikan. Perlu ada rutinitas membersihkan kamar, mencuci seprai secara berkala, serta memastikan bahwa pakaian kotor tidak digunakan ulang sebelum dicuci bersih. Santri juga didorong untuk mandi setiap hari dan tidak berbagi barang-barang pribadi.
Baca Juga: Cara Mengobati Penularan Scabies Kucing ke manusia, Pecinta Kucing Wajib Tahu!
Artikel Terkait
Cara Mengobati Penularan Scabies Kucing ke manusia, Pecinta Kucing Wajib Tahu!
Cara Menghilangkan Kudis: Cegah Penularan, ini dia Obat Alaminya!
Perbedaan Kudis dan Kurap beserta Cara Mencegahnya
Sering Alami Kudis? Berikut Rekomendasi Obat Kudis yang Ampuh Atasi Kudis dengan Cepat
Kenali Tanda Jika Kamu Terkena Penyakit Scabies dan Cara Menanganinya