Kisah Remaja 15 Tahun Penderita Anoksia Otak: Membunuh Orang Tua dan Menembak 25 Orang Lainnya!

SURATDOKTER.com - Pada tanggal 21 Mei 1998, sebuah tragedi mengerikan terjadi di Sekolah Menengah Atas Thurston di Springfield, Oregon, Amerika Serikat akibat sebuah penyakit bernama anoksia otak.

Kipland Kinkel, seorang siswa baru berusia 15 tahun, melepaskan tembakan di kafetaria sekolah tersebut.

Dengan senapan semi-otomatis, dia menewaskan dua teman sekelasnya dan melukai 25 orang lainnya.

Sehari sebelumnya, Kinkel telah membunuh kedua orang tuanya di rumah mereka.

Tindakannya yang tragis ini mengguncang tidak hanya komunitas lokal tetapi juga mencatatkan dirinya dalam sejarah sebagai salah satu dari serangkaian penembakan di sekolah yang mengguncang Amerika pada tahun-tahun sebelumnya.

Kinkel, yang menderita dari gangguan kesehatan mental termasuk depresi mayor dan skizofrenia paranoid, telah mengungkapkan gejala-gejala ini sejak usia dini.

Meskipun pernah mendapat perawatan psikologis, pengobatan yang ia terima tidak konsisten.

Baca Juga: 6 Hal yang Tidak Boleh Kamu Lakukan Saat Terjadi Luka Bakar!

Kinkel akhirnya dijatuhi hukuman 111 tahun penjara tanpa kemungkinan pembebasan bersyarat, sebuah langkah yang dikuatkan dalam banding.

Meskipun telah berlalu bertahun-tahun, ingatan akan tragedi ini tetap membekas di komunitas Springfield dan menjadi titik tolak bagi perubahan dalam kebijakan keamanan sekolah di seluruh Amerika Serikat.

Hasil Pemindaian Otak Kinkel

Dalam sebuah penelitian yang disiarkan oleh akun Instagram @pewistoo, perhatian tertuju pada kondisi otak yang sangat tidak sehat dari Kipland Kinkel.

Kinkel, yang menghabiskan waktu di penjara dan masa percobaan, telah menjalani pemindaian otak yang mengungkapkan kondisi yang mengkhawatirkan.

Hasil pemindaian tersebut menunjukkan bahwa otaknya mengalami kerusakan yang signifikan, yang disebabkan oleh kondisi seperti anoksia sejak lahir, yaitu kekurangan oksigen dalam otaknya.

Selain itu, otak Kinkel juga didokumentasikan mengalami beberapa infeksi atau keracunan, yang semuanya berkontribusi terhadap kondisi kesehatan otak yang buruk tersebut.