Tambahan pada gejala epilepsi, beberapa penderita juga mengalami apa yang disebut "aura" sebelum terjadinya serangan kejang.
Aura ini dapat mencakup pengalaman seperti mencium bau yang aneh, merasa takut atau gembira, mengalami kebasan atau kesemutan, atau bahkan perasaan bahwa anggota tubuh tertentu menjadi lebih besar atau lebih kecil.
Pengobatan
Ketika seorang anak dengan riwayat kejang demam mengalami demam, orang tua dapat memberikan obat penurun panas.
Jika kejang sudah terjadi, tidak ada penanganan khusus yang diperlukan selain menjaga anak dari cedera. Ini dikarenakan kejang demam umumnya akan berhenti dengan sendirinya dalam waktu singkat.
Namun, apabila kejang berlangsung lebih dari 3–5 menit, disarankan bagi orang tua untuk memberikan obat antikejang melalui dubur dan segera membawa anak ke rumah sakit atau klinik terdekat. Di luar periode demam dan kejang, tidak ada obat spesifik yang perlu dikonsumsi setiap hari.
Berbeda halnya dengan penderita epilepsi. Mereka perlu secara rutin mengonsumsi obat antiepilepsi setiap hari untuk menjaga kadar obat dalam tubuh agar tetap stabil dan mengurangi frekuensi kejang.
Apabila seseorang dengan epilepsi yang rutin mengonsumsi obat tidak mengalami kejang selama beberapa tahun, dokter mungkin akan mempertimbangkan untuk menghentikan pemberian obat.
Baca Juga: Kenali Sindrom Lennox-Gastaut, Solusi Epilepsi pada Anak
Namun, jika kejang masih sering terjadi, dokter dapat mengganti jenis obat atau bahkan menyarankan untuk menjalani operasi guna memperbaiki bagian otak yang mengalami gangguan.
Dengan cara ini, perawatan epilepsi lebih bersifat jangka panjang dan memerlukan manajemen yang lebih terstruktur dibandingkan dengan kejang demam.***
Artikel Terkait
Empath dan Highly Sensitive Person itu Berbeda, ini Penjelasannya
Kenali Ciri-ciri dan Tanda Diare pada Bayi yang Harus di Waspadai
Orang Tua Harus Tahu, ini Penyebab, Tanda-tanda, dan Penanganan Kejang Pada Bayi