• Senin, 22 Desember 2025

Sering dianggap Sama, ini Perbedaan Kejang dan Epilepsi: Orang Tua Harus Tahu

Photo Author
- Selasa, 19 Desember 2023 | 22:05 WIB
Ilustrasi kejang pada bayi. (Freepik.com/freepik)
Ilustrasi kejang pada bayi. (Freepik.com/freepik)

Epilepsi, sebagai gangguan neurologis, dapat menunjukkan gejala kejang yang mencerminkan adanya aktivitas abnormal di otak.

Ketika terjadi kejang atau ayan, tubuh kehilangan kendali, menyebabkan gerakan tubuh yang tidak terkontrol, tatapan kosong, kedipan mata yang terus-menerus, atau bahkan hilangnya kesadaran. 

Gejala ini seringkali membuat seseorang merasa kebingungan setelah kejadian tersebut mereda. Berikut perbedaan kejang dan epilepsi:

Usia

Perbedaan usia antara kejang demam dan epilepsi dapat diamati pada kejadian masing-masing kondisi. Kejang demam biasanya terjadi pada anak-anak dengan rentang usia 6 bulan hingga 5 tahun. 

Meskipun ada beberapa kasus kejang demam yang terjadi sebelum usia 3 bulan atau setelah usia 6 tahun, namun kejadian semacam itu cenderung lebih jarang terjadi seiring bertambahnya usia anak.

Sebaliknya, epilepsi tidak memandang usia dan dapat dialami oleh siapa saja, mulai dari anak-anak, remaja, dewasa, hingga lansia. Anak yang menderita epilepsi mungkin akan terus mengalami kondisi ini hingga mencapai usia remaja atau dewasa. 

Oleh karena itu, perbedaan signifikan terletak pada rentang usia kejadian, di mana kejang demam cenderung terjadi pada anak-anak muda, sementara epilepsi dapat mempengaruhi berbagai kelompok usia sepanjang rentang hidup seseorang.

Penyebab

Kejang demam dan epilepsi memiliki perbedaan penyebab yang signifikan. Kejang demam disebabkan oleh peningkatan suhu tubuh yang melebihi 38°C, bukan karena adanya gangguan otak. 

Kenaikan suhu tubuh ini bisa diprovokasi oleh respons setelah pemberian vaksin, infeksi bakteri, atau infeksi virus seperti influenza atau campak.

Penting untuk dicatat bahwa infeksi yang memicu demam pada kasus kejang demam biasanya tidak terjadi di area otak, misalnya bukan karena meningitis.

Sebaliknya, epilepsi terjadi karena adanya gangguan di otak yang memicu gerakan tidak terkontrol berupa kejang. Tidak seperti kejang demam dengan penyebab yang jelas, kejang pada epilepsi sulit diprediksi dan dapat terjadi tanpa adanya pemicu suhu tubuh tinggi. 

Penyebab epilepsi melibatkan kompleksitas kondisi neurologis dan tidak selalu terkait dengan kondisi demam atau suhu tubuh.

Baca Juga: Apakah Kopi Bisa Mengatasi Bayi Kejang? Simak Faktanya

Gejala

Kejang demam memiliki ciri khas gerakan menyentak yang biasanya dimulai dari satu bagian tubuh, berlangsung lebih dari 15 menit, atau terjadi berulang dalam kurun waktu 24 jam.

Berbeda dengan kejang demam, gejala epilepsi dapat bervariasi antara individu satu dengan yang lain, tergantung pada bagian otak yang mengalami gangguan. 

Kejang pada epilepsi dapat melibatkan gerakan menyentak di seluruh tubuh atau hanya di beberapa bagian tubuh. Kejang ini dapat disertai oleh hilangnya kesadaran atau pingsan, meskipun tidak semua kasus demikian.

Halaman:
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizinĀ redaksi.

Editor: Ayunda Christina

Sumber: Mayo Clinic, Health Line

Tags

Artikel Terkait

Terkini

Bagaimana Sakit Maag Biasa Bisa Berkembang Menjadi GERD?

Minggu, 30 November 2025 | 21:40 WIB

Terpopuler

X