• Senin, 22 Desember 2025

Mengenal Etilen Oksida dan Dampaknya pada Kesehatan Tubuh

Photo Author
- Jumat, 26 September 2025 | 16:07 WIB
Etilen Oksida
Etilen Oksida
  1. Kanker
    International Agency for Research on Cancer (IARC) menetapkan EtO sebagai karsinogen bagi manusia. Paparan berulang dapat meningkatkan risiko kanker, terutama kanker darah (leukemia) dan kanker limfoma.

  2. Gangguan Reproduksi
    Studi menunjukkan bahwa etilen oksida dapat memengaruhi sistem reproduksi. Pada hewan percobaan, zat ini menurunkan kesuburan dan meningkatkan risiko keguguran.

  3. Kerusakan Sistem Saraf
    Paparan kronis EtO dapat menyebabkan gangguan pada sistem saraf, seperti mati rasa, kesemutan, dan penurunan koordinasi otot.

  4. Gangguan Pernapasan
    Dalam jangka panjang, EtO bisa merusak jaringan paru-paru dan meningkatkan kerentanan terhadap penyakit pernapasan kronis.

Mengapa Regulasi Diperlukan?

Karena sifatnya yang berbahaya, banyak negara menetapkan batas residu etilen oksida yang sangat ketat, bahkan ada yang melarang penggunaannya pada pangan. Di Indonesia, EtO dilarang dipakai sebagai pestisida, sementara batas residu yang diizinkan pada makanan sangat rendah, tidak lebih dari 0,1 mg/kg.

Aturan ini bertujuan untuk mencegah paparan berlebihan yang bisa mengancam kesehatan masyarakat, sekaligus melindungi konsumen dari risiko jangka panjang.

Cara Masyarakat Melindungi Diri

Sebagai konsumen, ada beberapa langkah sederhana untuk mengurangi risiko paparan EtO melalui makanan:

  • Pilih produk dari sumber terpercaya yang sudah lolos uji keamanan pangan.
  • Cek izin edar BPOM sebelum membeli produk olahan.
  • Batasi konsumsi makanan instan dan seimbangkan dengan asupan segar seperti sayur dan buah.
  • Ikuti informasi resmi dari otoritas kesehatan mengenai keamanan produk yang beredar.

Dengan langkah ini, risiko kesehatan dapat ditekan seminimal mungkin.

 Baca Juga: Hasil Uji BPOM: Indomie Soto Banjar Aman Dikonsumsi di Indonesia

Etilen oksida adalah zat kimia yang memiliki manfaat besar di bidang industri dan medis, tetapi juga membawa potensi bahaya jika masuk ke tubuh dalam jumlah berlebihan.

Dampak jangka panjang, mulai dari kanker hingga gangguan sistem saraf, menjadikannya zat yang harus diawasi ketat.

Regulasi ketat dari pemerintah dan kesadaran masyarakat adalah kunci untuk mencegah paparan berbahaya. Konsumen tidak perlu panik, tetapi tetap harus bijak dalam memilih dan mengonsumsi produk pangan.***

Halaman:
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizinĀ redaksi.

Editor: Afida Rafi

Sumber: BPOM RI, WHO, CNN

Tags

Artikel Terkait

Terkini

Benarkah Menahan Bersin Bisa Merobek Saluran Pernapasan?

Jumat, 26 September 2025 | 15:44 WIB

Lebih Efektif Mana, Teh Pelangsing Hangat atau Dingin?

Kamis, 18 September 2025 | 22:25 WIB

Terpopuler

X