SURATDOKTER.com - Neuropati Perifer adalah kondisi yang terjadi ketika saraf-saraf di luar otak dan sumsum tulang belakang mengalami kerusakan.
Saraf perifer berfungsi mengirimkan sinyal antara sistem saraf pusat dengan seluruh tubuh, termasuk otot, kulit, dan organ. Jika jalur ini terganggu, berbagai fungsi tubuh dapat terpengaruh, mulai dari kemampuan bergerak hingga sensasi pada kulit.
Kondisi ini dapat menyerang siapa saja, meskipun risikonya lebih tinggi pada orang dengan penyakit tertentu, seperti diabetes atau gangguan autoimun. Memahami penyebab dan gejalanya menjadi langkah awal untuk mencegah komplikasi lebih lanjut.
Gejala Neuropati Perifer
Gejala yang muncul dapat bervariasi tergantung pada jenis saraf yang rusak, apakah itu saraf sensorik, motorik, atau otonom. Pada beberapa kasus, ketiganya dapat terlibat sekaligus.
Baca Juga: Saraf Kejepit: Kenali Gejala, Penyebab, dan Cara Menanganinya Sebelum Terlambat
-
Gangguan Sensorik
- Rasa kesemutan atau terbakar pada tangan dan kaki.
- Mati rasa yang membuat sulit merasakan sentuhan, suhu, atau nyeri.
- Sensasi seperti tertusuk jarum.
-
Gangguan Motorik
- Lemah otot atau sulit menggerakkan bagian tubuh tertentu.
- Koordinasi gerakan menurun, menyebabkan mudah terjatuh.
- Kram atau kedutan otot yang berulang.
-
Gangguan Otonom
- Tekanan darah tidak stabil, menyebabkan pusing saat berdiri.
- Gangguan pencernaan seperti sembelit atau diare.
- Keringat berlebih atau justru berkurang drastis.
Gejala biasanya berkembang secara bertahap, namun pada kondisi tertentu dapat muncul secara tiba-tiba.
Baca Juga: Scroll di Toilet Lebih dari 30 Menit, Risiko Saraf Kejepit dan Kelumpuhan Bisa Mengintai
Penyebab Neuropati Perifer
Ada banyak faktor yang dapat memicu kerusakan saraf perifer, di antaranya:
- Diabetes Melitus – Merupakan penyebab paling umum, dikenal sebagai neuropati diabetik. Kadar gula darah tinggi dalam jangka panjang dapat merusak saraf.
- Cedera Fisik – Trauma akibat kecelakaan, patah tulang, atau tekanan berkepanjangan pada saraf dapat memicu neuropati.
- Gangguan Autoimun – Penyakit seperti lupus, sindrom Guillain-Barré, atau rheumatoid arthritis dapat menyerang jaringan saraf.
- Infeksi – Beberapa infeksi virus atau bakteri, misalnya herpes zoster, hepatitis C, atau HIV, dapat menyebabkan kerusakan saraf.
- Paparan Racun – Logam berat dan bahan kimia tertentu dapat merusak fungsi saraf.
- Efek Samping Obat – Kemoterapi dan obat tertentu memiliki risiko menimbulkan neuropati.
- Faktor Genetik – Beberapa jenis neuropati bersifat herediter, seperti penyakit Charcot-Marie-Tooth.
Diagnosis
Untuk memastikan neuropati perifer, dokter akan melakukan pemeriksaan fisik, mengevaluasi riwayat medis, dan menanyakan gejala yang dialami. Tes tambahan dapat mencakup:
- Tes darah untuk mendeteksi diabetes, defisiensi vitamin, atau infeksi.
- Studi konduksi saraf dan elektromiografi (EMG) untuk mengukur kecepatan sinyal listrik di saraf dan aktivitas otot.
- Tes pencitraan seperti MRI untuk melihat kemungkinan kerusakan struktur yang menekan saraf.
- Biopsi saraf pada kasus tertentu untuk memeriksa jaringan secara langsung.
Baca Juga: Hati-hati! Pakai Headset Terlalu Lama Bisa Merusak Saraf Telinga Tanpa Disadari
Penanganan Neuropati Perifer
Tidak semua kasus neuropati perifer dapat disembuhkan sepenuhnya, tetapi pengobatan dapat membantu memperlambat perkembangan penyakit, mengurangi gejala, dan meningkatkan kualitas hidup.
Artikel Terkait
Dikira Kena Saraf Kejepit, Ternyata Seorang Pria DKI Jakarta Kena Kanker Limfoma Stadium 4!
Hati-hati! Pakai Headset Terlalu Lama Bisa Merusak Saraf Telinga Tanpa Disadari
Dokter Bedah Saraf Senior Prof. Zainal Dipecat, Diduga karena Pertahankan Integritas Medis
Scroll di Toilet Lebih dari 30 Menit, Risiko Saraf Kejepit dan Kelumpuhan Bisa Mengintai
Saraf Kejepit: Kenali Gejala, Penyebab, dan Cara Menanganinya Sebelum Terlambat