Perjalanan Dietku: Turun 30 Kg Tanpa Obat, Cukup dengan Konsistensi dan Gaya Hidup Sehat

Aku mengganti nasi putih dengan rolled oat yang bisa diolah menjadi aneka menu sehat seperti nasi goreng oat atau bahkan taco oat.
Porsi sayuran dan protein seperti ayam serta ikan diperbanyak.

Sebelum makan, aku membiasakan diri minum segelas air putih agar cepat kenyang.
Untuk menghindari ngemil malam, aku berhenti makan setelah pukul 18.00 — kecuali untuk buah atau ubi sebagai camilan ringan.

2. Olahraga Ringan tapi Teratur

Karena kondisi awalku obesitas, aku memilih olahraga yang tidak terlalu membebani sendi:

• Jalan kaki 30 menit setiap hari.
• Latihan ringan dari YouTube (seperti dari Chloe Ting dan Emi Wong) sebanyak 2–3 kali dalam seminggu.

3. Mengubah Cara Pandang

Diet bagiku bukan berarti menyiksa diri. Cheat day tetap ada, tapi porsinya dijaga agar tidak berlebihan.
Daripada membandingkan diri dengan orang lain, aku memilih fokus pada progresku sendiri.

Menu Favorit Selama Program Diet

Beberapa menu sehat yang sering kubuat dan nikmati selama perjalanan ini antara lain:

• Nasi goreng oat dengan potongan dada ayam.
• Ayam suwir dengan sambal kemangi.
• Overnight oat yang diberi topping buah segar.
• Fish and chips versi sehat yang dibuat dengan rolled oat sebagai pengganti tepung.

Baca Juga: Diklaim Bisa Menurunkan Berat Badan 10Kilo Dalam Seminggu, Begini Cara Melakukan Diet Tiongkok

Pertanyaan yang Sering Ditanyakan

Q: Berapa lama waktu yang dibutuhkan untuk turun 30 kg?
A: Sekitar dua tahun. Proses yang lambat tapi konsisten jauh lebih aman dan berkelanjutan daripada cara instan.

Q: Bagaimana cara mempertahankan berat badan setelah berhasil diet?
A: Kini aku menjalani pola makan intermittent fasting dengan metode 16:8. Berat badanku tetap stabil di kisaran 55–57 kg.

Q: Olahraga apa yang cocok untuk pemula?
A: Jalan kaki adalah awal yang bagus. Bisa juga coba workout low-impact dari YouTube. Yang penting bukan intensitas, tapi konsistensi!

Konsistensi Adalah Kunci

Perubahan berat badan bukan sekadar angka di timbangan, tapi hasil dari kebiasaan kecil yang dilakukan terus-menerus. Dulu aku tidak pernah membayangkan bisa mencapai berat ideal, tapi ternyata semuanya mungkin selama tidak berhenti mencoba.

Untuk kamu yang sedang berjuang: ingat, proses lambat bukan masalah — asal tidak berhenti. Kamu pasti bisa mencapai versi terbaik dari dirimu sendiri. Semangat!***