Jawabannya: bisa. Namun, perubahan tidak datang dari anak terlebih dahulu, melainkan dari orang tua.
Jika orang tua mulai membangun komunikasi yang lebih lembut, memberikan ruang bagi anak untuk mengungkapkan emosi, dan menunjukkan bagaimana menyelesaikan konflik secara sehat, maka perlahan-lahan pola lama bisa berganti.
Orang tua tidak harus menjadi sempurna. Yang penting adalah adanya kesadaran untuk memperbaiki diri, mengakui kesalahan, dan menunjukkan contoh nyata dalam mengelola emosi.
Anak yang merasa aman dan dihargai akan lebih terbuka, dan tidak lagi perlu menjadikan kemarahan sebagai senjata.
Baca Juga: Ini yang Akan Terjadi Jika Tidur Dalam Keadaan Marah Kepada Pasangan Anda
Anak pemarah bukan muncul begitu saja. Sering kali, mereka adalah cerminan dari pola relasi yang keras di lingkungan terdekatnya.
Ketika rumah tidak menjadi tempat yang nyaman untuk belajar emosi, anak pun kesulitan mengembangkan kepribadian yang stabil.
Maka, tugas orang tua bukan hanya mendidik, tetapi juga menciptakan suasana yang mendukung pertumbuhan emosi anak dengan sehat.
Karena setiap kata, sikap, dan nada suara yang digunakan di rumah, akan menjadi bagian dari fondasi kepribadian anak di masa depan.***
Artikel Terkait
Memulihkan Luka Tak Kasat Mata: Edukasi Kesehatan Mental Anak Pasca Trauma
Arrasya Wardhana Bachtiar, Putra Sulung Tasya Kamila Hobi Koleksi Kipas Angin: Ini Kata Psikolog
Pentingnya Penanganan Kesehatan Mental di Kampus
Mudah Emosi ke Orang Tua: Psikolog Sebut Karena Ada Luka Lama yang Belum Sembuh
Abu Zayd Al-Balkhi: Pemikir Muslim yang Menyelami Kesehatan Mental Sejak Abad ke-9, Jauh Sebelum Psikologi Modern