SuratDokter.com - Cara orang tua memperlakukan anak memiliki dampak jangka panjang, tak hanya pada perilaku tapi juga perkembangan otak.
Penelitian menunjukkan bahwa anak yang sering dimarahi, diteriaki, atau bahkan dipukul cenderung memiliki perubahan struktur otak yang signifikan.
Hasil Penelitian Terkait
Studi neuropsikologis menunjukkan bahwa kekerasan verbal dan fisik bisa menyebabkan volume otak anak menyusut, khususnya di bagian yang mengatur emosi dan stres.
Ini bukan sekadar dugaan, melainkan telah terbukti dalam pemindaian otak (MRI) pada anak-anak yang mengalami kekerasan dalam rumah.
Bagian Otak yang Terpengaruh
Salah satu area yang terdampak adalah amigdala dan korteks prefrontal.
Kedua bagian ini berperan penting dalam mengelola emosi, membuat keputusan, dan merespons stres.
Ketika volumenya menyusut, anak lebih rentan terhadap gangguan emosional.
Risiko Cemas dan Depresi
Anak yang mengalami tekanan psikologis dari orang tuanya cenderung tumbuh dengan perasaan takut, tidak aman, dan stres kronis.
Dalam jangka panjang, ini meningkatkan risiko terkena gangguan kecemasan, depresi, bahkan trauma psikologis.
Tanda-Tanda Anak Terpengaruh
Beberapa gejala yang dapat muncul antara lain anak menjadi pendiam, mudah marah, sulit tidur, hingga mengalami gangguan belajar.
Artikel Terkait
Curhat di Medsos, Hasyakyla Kecewa Berobat di Rumah Sakit Premier Bintaro Saat Demam 38°
7 Cara Mengurangi Anxiety: Tips Ampuh untuk Menenangkan Pikiran agar Tidak Cemas
Pernah Ngalamin Tiba-Tiba Rasanya Sedih Banget Sampai Nangis Sesegukan? Bisa Jadi kena Hypophrenia, Berikut Gejalanya!
Mahasiswa Petra yang Bunuh Diri Diduga Karena Depresi
Apakah Anak Remaja Anda Membenci Dirinya Sendiri; Kata Pakar: Itu Bukan Depresi