SURATDOKTER.com - Sebuah penelitian yang dilakukan oleh tim peneliti dari UCLA mengungkapkan temuan menarik mengenai dampak stres prenatal terhadap perkembangan anak perempuan.
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa anak perempuan pertama yang lahir dari ibu yang mengalami stres selama kehamilan cenderung mengalami pubertas lebih cepat.
Hubungan Stres Prenatal dan Pubertas Dini
Penelitian ini merupakan yang pertama dalam mengidentifikasi hubungan antara stres prenatal dengan pubertas adrenal lebih awal.
Pubertas adrenal adalah tahap awal pubertas yang ditandai dengan perubahan hormon sebelum pubertas gonad, seperti pertumbuhan rambut tubuh dan perubahan kulit.
Penelitian ini melibatkan sekelompok ibu yang sedang hamil, semuanya dalam kondisi sehat, tidak merokok, dan tidak menggunakan zat-zat berbahaya selama kehamilan. Mereka berasal dari berbagai latar belakang dan memiliki usia kehamilan yang bervariasi.
Para ibu ini menjalani serangkaian penilaian untuk mengukur tingkat stres, kecemasan, dan depresi mereka selama kehamilan, tepatnya pada usia kehamilan 15, 19, 25, 31, dan 37 minggu. Penilaian juga dilakukan dua hingga tiga bulan setelah melahirkan untuk melihat dampak jangka panjang stres yang dialami.
Metode yang digunakan dalam penilaian ini meliputi survei yang meminta ibu menilai tingkat kesepian atau kecemasan yang mereka rasakan.
Baca Juga: Mom, 16 Hal Ini yang Harus Dilakukan Jika Punya Anak Perempuan yang Sedang Puber!
Misalnya, mereka diberikan pernyataan seperti "Saya merasa kesepian" dan diminta menilai seberapa benar pernyataan tersebut bagi mereka.
Selain itu, mereka juga diminta melaporkan seberapa sering mengalami perasaan gelisah atau gejala kecemasan lainnya.
Pengukuran Pubertas Anak-anak
Anak-anak dari para ibu tersebut kemudian dipantau perkembangannya pada usia 8–10 tahun, 11–12 tahun, dan 13–16 tahun. Pada setiap tahap, para peneliti mengukur tanda-tanda pubertas mereka, baik yang berkaitan dengan pubertas adrenal maupun pubertas gonad.
Tanda-tanda yang diukur meliputi perubahan fisik seperti pertumbuhan tinggi badan, perkembangan payudara, dan permulaan menstruasi pada anak perempuan.
Sementara itu, pada anak laki-laki, perubahan suara dan pertumbuhan rambut wajah menjadi indikator utama.
Selain pengamatan fisik, penelitian ini juga mengukur kadar hormon dalam tubuh anak-anak melalui sampel air liur untuk mendapatkan data yang lebih akurat mengenai perkembangan pubertas mereka.
Artikel Terkait
Studi Mengatakan Bahwa Seorang Narsistik Kerap Kali Merasa Dikucilkan
Bisakah Orang Dengan Sifat Narsistik Mengubah Perilakunya
Coba Dicek, Apakah Anak Anda Mengalami Gangguan Kecemasan: Ini Tandanya!
Apakah Anak Remaja Anda Membenci Dirinya Sendiri; Kata Pakar: Itu Bukan Depresi
Ini yang Mungkin Akan Terjadi Pada Anda Jika Melakukan Puasa Media Sosial