SURATDOKTER.com - Ketakutan adalah bagian alami dari kehidupan anak-anak. Sejak kecil, mereka mungkin merasa takut pada hal-hal seperti kegelapan, suara keras, atau perpisahan dari orang tua.
Namun, ada kalanya ketakutan ini berkembang menjadi sesuatu yang lebih serius, seperti gangguan kecemasan atau fobia. Ketika ini terjadi, anak dapat mengalami kesulitan dalam kehidupan sehari-hari, termasuk di sekolah dan dalam hubungan sosialnya.
Ketakutan yang Wajar atau Gangguan Kecemasan?
Setiap anak memiliki ketakutan tertentu yang wajar sesuai dengan tahap perkembangannya. Misalnya, bayi dan balita sering takut pada orang asing atau suara keras, sedangkan anak usia prasekolah mungkin mulai takut pada hantu atau monster.
Saat mereka bertambah besar, ketakutan lebih realistis, seperti ujian atau kecemasan sosial, mulai muncul.
Namun, jika ketakutan tersebut menjadi berlebihan, sering muncul, dan bertahan dalam waktu lama hingga mengganggu aktivitas sehari-hari, orang tua perlu lebih waspada.
Gangguan kecemasan dapat membuat anak sulit beradaptasi dengan lingkungan, mengalami gangguan tidur, hingga enggan berinteraksi dengan orang lain.
Baca Juga: Psikologi Sederhana: Mengenal 10 Teknik yang Dipakai Oleh Narsistik
Tanda-Tanda Gangguan Kecemasan pada Anak
Untuk mengetahui apakah kecemasan anak masih dalam batas wajar atau sudah berkembang menjadi gangguan yang lebih serius, ada beberapa hal yang bisa diperhatikan:
1. Frekuensi Ketakutan
Jika anak sering mengalami kecemasan terhadap situasi tertentu, bukan hanya sesekali, ini bisa menjadi tanda bahwa ada gangguan yang lebih dalam.
2. Intensitas Reaksi
Anak yang memiliki gangguan kecemasan sering menunjukkan reaksi yang sangat berlebihan terhadap ketakutan mereka. Misalnya, jika mereka merasa takut untuk berbicara di depan kelas, bukan hanya merasa gugup, tetapi mereka bisa menangis, gemetar, atau bahkan menolak masuk sekolah.
3. Durasi Ketakutan
Ketakutan sementara biasanya akan hilang seiring waktu, tetapi jika kecemasan bertahan lebih dari enam bulan dan terus mengganggu kehidupan anak, maka ini bisa menjadi indikasi gangguan kecemasan yang membutuhkan perhatian khusus.
4. Dampak pada Kehidupan Sehari-hari
Jika kecemasan anak menyebabkan mereka menghindari aktivitas penting seperti sekolah, bermain dengan teman, atau bahkan meninggalkan rumah, ini merupakan tanda bahwa kecemasan mereka sudah berada pada tingkat yang mengkhawatirkan.
Artikel Terkait
Mengenal Gerd Anxiety Disorder, Gangguan Kecemasan yang Mempengaruhi Asam Lambung
Benarkah Gangguan Kecemasan Sosial akan Berbahaya Jika Tidak Segera Ditangani? Yuk Kenali Lebih Dalam Gejalanya!
Indonesia Gawat Darurat Mental! Menkes ungkap 32Juta Orang Indonesia Mengalami Gangguan Mental, Kenali Ciri Awal Gangguan Kecemasan
Memahami Fenomena Duck Syndrome di Kalangan Remaja: Gangguan Kecemasan Akibat Ekspektasi Tinggi
Pernah Dibully Netizen Hingga Ingin Bunuh Diri, Hingga Kini Aquene Putrinya Sultan Djorghi Terkadang Masih Alami Serangan Panik dan Gangguan Kecemasan