• Senin, 22 Desember 2025

Ramai Fenomena Curhat Ke AI Chat Bot: Ini Kata Pakar Mental

Photo Author
- Sabtu, 21 Desember 2024 | 19:48 WIB
Ramai fenomena curhat ke chatbot
Ramai fenomena curhat ke chatbot

Namun, ia juga menekankan bahwa chatbot sebaiknya digunakan sebagai pelengkap terapi manusia, bukan pengganti.

Menurutnya, seorang terapis profesional dapat memberikan panduan yang lebih personal dan mendalam, serta membantu menghindari kesalahpahaman dari hasil percakapan dengan chatbot.

Baca Juga: Bantu Tangkal Superbug, AI Bantu Ilmuwan Kembangkan Jenis Antibiotik Terbaru

Selain itu, Dr. Marlynn Wei, seorang psikiater dari New York City, menyoroti risiko etika dalam penggunaan chatbot untuk kesehatan mental. Chatbot umum, seperti ChatGPT, tidak dirancang secara khusus untuk menangani masalah kesehatan mental.

Hal ini berarti mereka mungkin tidak memiliki mekanisme untuk mengenali atau menangani situasi yang memerlukan perhatian medis segera. Wei juga menyebutkan bahwa chatbot dapat memberikan jawaban yang bias atau bahkan informasi yang keliru, yang justru berisiko memperburuk kondisi pengguna.

Dr. Daniel Kimmel, seorang psikiater dari Universitas Columbia, melakukan eksperimen dengan memberikan skenario pasien hipotetis kepada chatbot.

Ia menyimpulkan bahwa meskipun chatbot mampu meniru teknik konseling dasar seperti validasi pengalaman pasien, chatbot tidak memiliki kemampuan untuk menggali lebih dalam atau menghubungkan permasalahan pasien dengan konteks yang lebih luas.

Hal ini menjadi kelemahan utama dibandingkan terapis manusia yang memiliki empati dan rasa ingin tahu.

Manfaat dan Risiko yang Perlu Diketahui

Tidak dapat disangkal, chatbot memiliki keunggulan dalam memberikan akses cepat dan mudah untuk berbicara, terutama bagi mereka yang tidak memiliki pilihan lain.

Namun, pengguna perlu memahami bahwa chatbot memiliki batasan dalam memahami kompleksitas emosi manusia.

Chatbot juga tidak terikat pada undang-undang seperti HIPAA, yang melindungi kerahasiaan informasi kesehatan pengguna. Oleh karena itu, penting bagi pengguna untuk berhati-hati dalam membagikan informasi pribadi.

Dr. Fulmer menyarankan agar chatbot digunakan dengan pengawasan atau pendampingan oleh ahli, terutama untuk populasi rentan seperti anak-anak dan remaja.

Baca Juga: AI Mengubah Penemuan Obat: Terobosan atau Harapan Palsu?

Sementara itu, Wei menekankan pentingnya edukasi bagi pengguna agar mereka memahami bahwa chatbot adalah alat, bukan solusi utama untuk semua masalah emosional.

Fenomena curhat kepada AI chatbot mencerminkan perubahan cara manusia mencari dukungan emosional di era digital.

Halaman:
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi.

Editor: tia mardwi

Sumber: Hasil Riset Tim SuratDokter

Tags

Artikel Terkait

Terkini

7 Nilai Utama yang Perlu Diajarkan Pada Anak Lelaki

Minggu, 30 November 2025 | 23:31 WIB

7 Nilai Utama yang Perlu Diajarkan pada Anak Perempuan

Minggu, 30 November 2025 | 23:30 WIB

Tips Menghadapi Anak Balita yang Sedang Tantrum

Minggu, 30 November 2025 | 22:51 WIB

Terpopuler

X