Waspadai! 5 Dampak Bullying bagi Fisik dan Psikologis Korban

Suratdokter.com - Bullying atau yang biasa disebut perundungan merupakan tindakan yang sangat tidak terpuji.

Karena merugikan orang lain, bahkan bisa membuat korban sangat trauma atau dalam kasus tertentu bisa menyebabkan korban bunuh diri.

Bullying memiliki bermacam bentuk, mulai dari verbal, non verbal, hingga fisik. Dan perilaku tersebut pasti sangat berdampak pada korban, baik secara fisik bahkan psikologis.

Lantas apa saja dampak bullying bagi fisik dan psikologis korban? Mari kita simak penjelasannya.

Juga: Mitos atau Fakta: Makanan Pedas Bisa Membuat Nyeri Haid Menjadi Lebih Parah. Cari Tahu Kebenarannya Sekarang!

Dampak Bullying bagi Korban

1. Rentan Merasakan Emosi 

Korban bullying biasanya sering merasakan emosi seperti marah, sedih, dan takut. Jika tidak ditangani dengan segera akan berujung pada gejala depresi. 

2. Sulit Berkonsentrasi

Para korban bullying umumnya juga akan sulit untuk berkonsentrasi.

Hal ini dikarenakan rasa cemas akan perundungan tersebut yang selalu menghantui. Sehingga para korban tidak bisa membuat keputusan dan selalu menghindari konflik

Baca Juga: Tanaman Liar Bisa Bikin Wajah Glowing! Ini Lima Manfaat Daun Sirih Cina

3.Tidak Percaya Diri

Dampak bullying selanjutnya yaitu tidak percaya diri. hal ini dikarenakan rasa traumatis para korban terhadap para pelaku pembully.

Dan biasanya ketika bullying tersebut adalah kekerasan fisik yang menyisakan bekas luka, para korban menjadi tidak percaya diri lagi.

4.Menarik Diri Dari Lingkungan 

Para korban bullying biasanya cenderung menarik diri dari lingkungan. Karena mereka takut akan mendapat perlakuan yang sama dari lingkungan tersebut.

 Baca Juga: Tanda Bahwa Anda sedang Terkena Serangan Stress dan Bagaimana Cara Mengatasinya? Simak Selengkapnya Disini!

5.Sulit Membentuk Hubungan Baru

Dalam jangka panjang, para korban bullying akan sulit membentuk sebuah hubungan yang baru.

Hal  ini disebabkan adanya trust issue terhadap seseorang dari pihak korban, sehingga para korban sulit percaya kepada orang baru dan cenderung menutup diri dari yang lain.***