• Senin, 22 Desember 2025

Mengenal Self Diagnosis : Klaim yang Berpengaruh pada Kesehatan Mental, Yuk Simak Penjelasan Lengkapnya!

Photo Author
- Jumat, 23 Februari 2024 | 19:03 WIB
Ilustrasi Self Diagnosis (Geri)
Ilustrasi Self Diagnosis (Geri)

Terdapat lebih dari 100 video populer ADHD yang ditonton sebanyak 3,9 juta kali. Hal ini menunjukan perlunya kewaspadaan pengguna dalam mencerna informasi di internet.

2. Rasa ingin tahun yang ingin cepat dipenuhi

Para remaja umumnya ingin tahu cara menjadi lebih baik ketika mereka mengalami masalah.

Mereka ingin tahu apakah perasaan yang mereka alami itu normal, apakah mereka aman, dll. Internet menjadi jawaban ketika rasa ingin tahu itu datang.


3. Tidak bisa konsultasi ke ahli tentang masalah yang mereka hadapi

Banyak hal yang menghalangi seorang remaja untuk pergi konsultasi pada ahli, bisa dipengaruhi karena faktor keuangan, kecenderungan orang tua yang tidak tahu atau menyangkal masalah mental pada anaknya, akses untuk konsultasi yang terbatas, atau bisa jadi karena rasa takut.

Baca Juga: Salah Diagnosis: Dampak Keliru dalam Pelayanan Kesehatan

Bahaya Self Diagnosis

Dampak Self Diagnosis sendiri tidak bisa dianggap remeh, self diagnosis punya tiga dampak negatif yang dirangkum sebagai berikut :

1. Under diagnosis yang menyebabkan kesalahan dalam menyelesaikan masalah

Menurut situs resmi kemenkes, under diagnosis berarti mengabaikan penyakit yang sebenarnya berat, misalnya seseorang mengalami bosan terhadap kegiatan sehari-hari, merasa sedih yang berkelanjutan.

Namun orang tersebut mendiagnosis ini bukan karena penyakit, namun bisa jadi depresi. Kesalahan pemulihan karena mengabaikan kondisi yang sebenarnya bisa berakibat fatal.

2. Over Diagnosis yang menyebabkan panik berlebihan/gangguan kecemasan

Over Diagnosis berarti merasa takut berlebihan karena merasa terkena penyakit yang berat, seperti salah persepsi bahwa depresi berbeda dengan menjalani hari yang buruk. Kesalahan diagnosis ini bisa berpengaruh pada Kesehatan mental.

Mengatasi Self Diagnosis

1. Tidak menjadikan Sumber sosial media seperti Tik Tok atau Instagram sebagai kesimpulan akhir

Ketika menemukan informasi yang dirasa cocok dengan gejala yang sedang dialami, ada baik nya tidak terlalu panik,lakukan riset yang lebih mendalam, dan tetap mencoba untuk positif thinking.

2. Libatkan ahli dalam diagnosa

Jika memang yang kita alami benar-benar cocok dengan banyaknya konten yang beredar di internet ada baiknya kita melakukan konsultasi ke ahli untuk mendapatkan diagnosa yang lebih akurat.

3. Hindari tes Kesehatan mental yang tidak kredibel

Jangan terlalu percaya pada hasil tes dari situs-situs yang tidak kredibel, gunakan situs-situs yang memiliki testimoni yang baik dan reputasinya baik.

Baca Juga: Mengenal Apa Itu Flexing di Media Sosial, Ini Dampaknya Bagi Kesehatan Mental

Kita telah memahami tentang Self diagnosis, ini adalah sebuah hal yang tidak direkomendasikan untuk dilakukan bahkan dipercayai, karena sangat mempengaruhi kondisi psikologi, ada baiknya menggunakan jasa para profesional untuk penanganan yang lebih baik.

***

Halaman:
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi.

Editor: Fajar Feb

Sumber: Hasil Riset Tim SuratDokter

Tags

Artikel Terkait

Terkini

7 Nilai Utama yang Perlu Diajarkan Pada Anak Lelaki

Minggu, 30 November 2025 | 23:31 WIB

7 Nilai Utama yang Perlu Diajarkan pada Anak Perempuan

Minggu, 30 November 2025 | 23:30 WIB

Tips Menghadapi Anak Balita yang Sedang Tantrum

Minggu, 30 November 2025 | 22:51 WIB

Terpopuler

X