Terdapat lebih dari 100 video populer ADHD yang ditonton sebanyak 3,9 juta kali. Hal ini menunjukan perlunya kewaspadaan pengguna dalam mencerna informasi di internet.
2. Rasa ingin tahun yang ingin cepat dipenuhi
Para remaja umumnya ingin tahu cara menjadi lebih baik ketika mereka mengalami masalah.
Mereka ingin tahu apakah perasaan yang mereka alami itu normal, apakah mereka aman, dll. Internet menjadi jawaban ketika rasa ingin tahu itu datang.
3. Tidak bisa konsultasi ke ahli tentang masalah yang mereka hadapi
Banyak hal yang menghalangi seorang remaja untuk pergi konsultasi pada ahli, bisa dipengaruhi karena faktor keuangan, kecenderungan orang tua yang tidak tahu atau menyangkal masalah mental pada anaknya, akses untuk konsultasi yang terbatas, atau bisa jadi karena rasa takut.
Baca Juga: Salah Diagnosis: Dampak Keliru dalam Pelayanan Kesehatan
Bahaya Self Diagnosis
Dampak Self Diagnosis sendiri tidak bisa dianggap remeh, self diagnosis punya tiga dampak negatif yang dirangkum sebagai berikut :
1. Under diagnosis yang menyebabkan kesalahan dalam menyelesaikan masalah
Menurut situs resmi kemenkes, under diagnosis berarti mengabaikan penyakit yang sebenarnya berat, misalnya seseorang mengalami bosan terhadap kegiatan sehari-hari, merasa sedih yang berkelanjutan.
Namun orang tersebut mendiagnosis ini bukan karena penyakit, namun bisa jadi depresi. Kesalahan pemulihan karena mengabaikan kondisi yang sebenarnya bisa berakibat fatal.
2. Over Diagnosis yang menyebabkan panik berlebihan/gangguan kecemasan
Over Diagnosis berarti merasa takut berlebihan karena merasa terkena penyakit yang berat, seperti salah persepsi bahwa depresi berbeda dengan menjalani hari yang buruk. Kesalahan diagnosis ini bisa berpengaruh pada Kesehatan mental.
Mengatasi Self Diagnosis
1. Tidak menjadikan Sumber sosial media seperti Tik Tok atau Instagram sebagai kesimpulan akhir
Ketika menemukan informasi yang dirasa cocok dengan gejala yang sedang dialami, ada baik nya tidak terlalu panik,lakukan riset yang lebih mendalam, dan tetap mencoba untuk positif thinking.
2. Libatkan ahli dalam diagnosa
Jika memang yang kita alami benar-benar cocok dengan banyaknya konten yang beredar di internet ada baiknya kita melakukan konsultasi ke ahli untuk mendapatkan diagnosa yang lebih akurat.
3. Hindari tes Kesehatan mental yang tidak kredibel
Jangan terlalu percaya pada hasil tes dari situs-situs yang tidak kredibel, gunakan situs-situs yang memiliki testimoni yang baik dan reputasinya baik.
Baca Juga: Mengenal Apa Itu Flexing di Media Sosial, Ini Dampaknya Bagi Kesehatan Mental
Kita telah memahami tentang Self diagnosis, ini adalah sebuah hal yang tidak direkomendasikan untuk dilakukan bahkan dipercayai, karena sangat mempengaruhi kondisi psikologi, ada baiknya menggunakan jasa para profesional untuk penanganan yang lebih baik.
***
Artikel Terkait
5 Manfaat Self Journaling bagi Kesehatan Mental
Apa Benar, Gen Z Paling Melek terhadap Kesehatan Mental?
Alasan Gen Z Harus Lebih Sadar pada Kesehatan Mental, Ini yang Bisa Dilakukan Generasi Sebelumnya
Fakta atau Mitos, Benarkah Melihat Foto Orang yang Disukai Dapat Membuat Kesehatan Mental Baik dan Menambah Energi?
Berikut adalah Makanan-makanan yang Baik untuk Kesehatan Mental: Pecinta Yogurt Wajib Tahu!