1. Perfeksionisme Berlebihan
Orang dengan kepribadian anankastik cenderung menetapkan standar yang sangat tinggi untuk diri mereka sendiri dan orang lain.
Mereka berusaha mencapai kesempurnaan dalam segala hal yang mereka lakukan, hingga ke detail terkecil.
2. Perhatian pada detail
Ia cenderung menaruh perhatian pada detail dan hal-hal yang diabaikan orang lain.
Hal ini termasuk mengikuti aturan, menekankan hal-hal yang kebanyakan orang anggap tidak penting, dan kecenderungan menghabiskan banyak waktu untuk memastikan setiap detail dipatuhi.
3. Ketidakmampuan untuk merelakskan Kontrol
Kepribadian anankastik merasa sulit melepaskan kendali dan memberikan ruang untuk fleksibilitas.
Anda mungkin merasa cemas ketika Anda tidak dapat mengendalikan situasi atau ketika rencana Anda berubah secara tidak terduga.
4. Kritis terhadap diri sendiri dan orang lain
Ia cenderung sangat kritis terhadap diri sendiri dan orang lain.
Standar yang mereka tetapkan terlalu tinggi sehingga sulit bagi mereka untuk menerima kegagalan atau kesalahan, baik kesalahan diri sendiri maupun orang lain.
5. Kompulsif dan Ritualistik
Orang dengan kepribadian anarkis mungkin menunjukkan perilaku kompulsif seperti, ritual yang berkaitan dengan kebersihan, ketertiban, atau pengorganisasian.
Jika Anda tidak dapat mengikuti rutinitas atau perintah yang telah Anda tetapkan sendiri, Anda mungkin merasa tidak nyaman dan cemas.
Penyebab Kepribadian Anankastik
Kepribadian anankastik, juga dikenal sebagai gangguan kepribadian obsesif-kompulsif, disebabkan oleh berbagai faktor yang kompleks, termasuk kombinasi faktor genetik, neurobiologis, psikologis, dan lingkungan.
Faktor-faktor yang mungkin terlibat dalam perkembangan gangguan kepribadian ini meliputi:
1. Faktor Genetik
Faktor genetik mempengaruhi kepribadian seseorang, seperti tingkat perfeksionisme yang tinggi dan kecenderungan keteraturan dan kendali.
Terdapat bukti bahwa rentang mungkin berperan peran. Sering dikaitkan dengan kepribadian anarkis.
2. Keturunan dan Keturunan
Gangguan Kepribadian Obsesif-Kompulsif mungkin berhubungan dengan riwayat keluarga dengan kelainan serupa.
Anak-anak dari orang tua dengan ciri-ciri kepribadian anarkis mungkin berisiko lebih tinggi terkena gangguan serupa.
3. Neurobiologis dan Fisiologis
Adanya ketidakseimbangan neurotransmitter tertentu di otak. Serotonin dikaitkan dengan gangguan obsesif-kompulsif.
Perubahan fungsi otak dan neurobiologi juga dapat mempengaruhi perilaku yang berhubungan dengan kepribadian anarkis.
4. Pengalaman dan Pola Pengasuhan
Pola asuh yang ketat, otoriter, dan perhatian berlebihan terhadap detail dapat berkontribusi pada perkembangan kepribadian anarkis pada individu.
Pengalaman traumatis seperti pengabaian atau pelecehan juga dapat meningkatkan risiko terkena gangguan iini***
Artikel Terkait
3 Jenis Gangguan Kepribadian yang Masuk Kategori Cluster A, Kecurigaan Berlebih Menjadi Salah Satunya!
Apakah Gangguan Kepribadian Skizofrenia Bisa Sembuh? Cek Faktanya
Mengapa Seseorang Dapat Memiliki Gangguan Kepribadian? Simak Penyebabnya!
Mengenal Gangguan Kepribadian Paranoid, Ada Tips untuk Mengatasinya Lho!
Dampak Gangguan Kepribadian Histrionik yang Hobi Drama jika Tak Ditangani dengan Tepat