Gangguan tersebut kerap terjadi akibat dari adanya beberapa faktor pemicu sebagai berikut ini, antara lain seperti:
- Berjenis kelamin wanita.
- Memiliki rasa percaya diri yang rendah.
- Merasakan kesepian atau penolakan.
- Mengisolasi diri.
- Tidak mampu menerima sudut pandang orang lain.
Gejala Erotomania
Gejala utama dari kondisi ini yaitu keyakinan yang salah bahwa seseorang tersebut tertarik, menyukai, ataupun mencintai diri penderitanya.
Seseorang yang sedang dengan kondisi tersebut dapat membicarakan orang yang dianggap menyukainya secara terus menerus.
Pengidap dari erotomania ini juga akan terobsesi untuk bertemu dan melakukan komunikasi secara langsung dengan orang tersebut agar bisa bersama.
Selain itu, terdapat beberapa gejala yang umum yang terjadi, seperti:
Jika orang lain tersebut adalah seorang selebritis, maka penderita akan secara terus menerus mengirimkan surat, memposting foto, hingga mengirimkannya hadiah.
- Sering menjalin komunikasi dengan orang tersebut.
- Merasa bahwa orang tersebut dapat membuat komunikasi menjadi nyata melalui tatapan mata hingga gerakan tubuh.
- Merasa cemburu dengan lingkungan sekitar, ke kerabat, keluarga, hingga pasangan yang berada di dekat orang tersebut.
- Merasa kecewa jika orang terdekat menyadari bahwa perasaan yang penderitanya rasakan merupakan salah dan keliru.
Baca Juga: Pahami Karakteristik Golongan Darah P, dari Fisik Hingga Mental
Diagnosis Erotomania
Gangguan kesehatan mental ini dapat menjadi kondisi yang berbahaya. Hal tersebut seringkali tidak disadari oleh penderitanya maupun keluarga yang berada disekitarnya.
Sebaiknya segera lakukan pemeriksaan kesehatan untuk dapat memastikan penyebab dari gangguan kesehatan mental yang terjadi.
Meskipun tidak ada pemeriksaan khusus yang dapat dilakukan namun setidaknya bisa untuk mendiagnosis erotomania ini, tetapi psikolog atau psikiater akan membantu untuk mengatasi kondisi tersebut dengan tepat.
Pengobatan Erotomania
Tim medis dapat membantu menangani serta mengelola gejala yang terjadi. Terdapat beberapa perawatan yang bisa di lakukan, antara lain:
1. Terapi
Terapi bicara salah satunya dapat dilakukan sebagai pengobatan utama. Anda bisa juga melakukan terapi perilaku kognitif sebagai perawatan.
2. Obat resep
Dokter akan memberikan resep obat, seperti antipsikotik, antidepresan, ataupun penstabil suasana hati yang bisa membantu menurunkan gejala yang terjadi.***
Artikel Terkait
Apa Benar, Gen Z Paling Melek terhadap Kesehatan Mental?
Alasan Gen Z Harus Lebih Sadar pada Kesehatan Mental, Ini yang Bisa Dilakukan Generasi Sebelumnya
Apakah Gangguan Jiwa Sama dengan Gangguan Mental? Simak Gejala dan Penanganannya
Dampak Perselingkuhan pada Mental dan Tips Cara Mengatasinya
Pahami Karakteristik Golongan Darah P, dari Fisik Hingga Mental