SURATDOKTER.com - Menjadi sorotan publik, Fujianti Utami Putri atau yang kerap disapa Fuji ini mengungkapkan bahwa dirinya mengidap penyakit ADHD. Fuji mengidap ADHD sejak 2022 saat dirinya pergi ke psikolog, tetapi penyakit ini mulai dirasakan gejalanya sejak kecil.
Attention Deficit Hyperactivity Disorder (ADHD) merupakan gangguan kesehatan mental berupa perubahan perilaku yang cenderung impulsif dan hiperaktif. Fuji mulai menyadari bahwa dirinya mengalami penyakit tersebut ketika dirinya menjadi sosok yang lebih pelupa, hiperaktif, dan sering menabrak barang-barang yang ada di sekitarnya.
Fuji semakin yakin untuk pergi ke psikolog ketika dirinya lebih sering kehilangan energi saat malam hari akibat suka mengonsumsi makanan manis seperti coklat, hal ini berdampak pada kesulitan untuk tidur nyenyak.
Baca Juga: Kenali ADHD pada Anak dan Dewasa, Adakah Perbedaan Penyebab dan Cara Penanganan?
Penyebab ADHD
Hingga kini, faktor penyebab ADHD belum diketahui secara pasti. Namun, berikut beberapa penyebab umum yang dapat diidentifikasi:
-
Faktor Genetik
Risiko alami ADHD cenderung lebih tinggi jika terdapat anggota keluarga yang memiliki riwayat penyakit yang sama. Faktor penyebab ini hingga kini masih menjadi urutan teratas yang sering terjadi. -
Merokok dan Mengonsumsi Alkohol
Perokok aktif maupun pasif selama kehamilan berisiko menimbulkan ADHD pada anak. Kondisi ini serupa dengan pengaruh alkohol serta obat-obatan terlarang. -
Faktor Paparan Neurotoksin
Lingkungan yang tidak sehat dapat menyebabkan ADHD, seperti pencemaran bahan kimia. Paparan neurotoksin seperti timbal dan pestisida dapat masuk ke dalam tubuh melalui udara maupun makanan.
Baca Juga: Apakah Merokok Baik atau Buruk Bagi Kesehatan Mental Anda ? Ini Jawabannya
Gejala ADHD
Apabila Fuji mulai menyadari saat dirinya mengalami ADHD karena beberapa hal di atas, maka berikut merupakan penyebab ADHD yang umum terjadi di masyarakat:
- Tingkat kefokusan rendah dan cenderung pelupa
- Tingkat frustasi dan kepekaan emosional yang tinggi
- Berbicara berlebihan dan hiperaktif
- Gelisah dan sulit untuk diam
- Kesulitan menavigasi hubungan sosial dan keluarga
Pengobatan ADHD
Seseorang yang menderita ADHD tidak dapat benar-benar sembuh, namun ada beberapa pengobatan yang dapat mengurangi gejala dan dapat beraktivitas dengan normal yaitu dengan konsumsi obat atas resep dokter dan psikoterapi.
Jenis terapi yang dapat menjadi pertimbangan adalah Cognitive Behavioural Therapy (CBT), terapi psikoedukasi, dan terapi interaksi sosial.
Baca Juga: 3 Selebriti Dunia yang Sukses Meski Pernah Didiagnosis ADHD
Fuji mengungkapkan bahwa proses mengurangi gejala yang dijalaninya adalah konsumsi obat yang diberikan oleh psikiater seperti kandungan methylphenidate dan atomoxetine.
Namun, kini dirinya memilih berhenti mengonsumsi obat dengan mengubah gaya hidupnya seperti mengurangi konsumsi gula dan mengurangi tingkat hiperaktifnya disertai dukungan positif dari keluarga. Menanggapi secara positif, Fuji anggap gangguan kesehatan mental yang diderita adalah berkah yang tetap patut disyukuri.***
Artikel Terkait
Apakah Merokok Baik atau Buruk Bagi Kesehatan Mental Anda ? Ini Jawabannya
Hati-Hati! Penggunaan Alkohol dan Diabetes Bisa Sangat Berbahaya, Inilah Alasannya
Memahami ADHD pada Orang Dewasa, Berikut Gejalanya
Mengenal Gangguan Kesehatan Mental dan Cara Pengobatannya
Kenali Perbedaan ADHD dan Hiperaktif pada Anak, Orang Tua Wajib Tahu!