• Senin, 22 Desember 2025

Waspadai Risiko Anencephalus: Bahaya Bekerja di Dekat Pom Bensin dan Pabrik Lem bagi Ibu Hamil

Photo Author
- Senin, 27 Oktober 2025 | 11:17 WIB
Waspadai risiko anencephalus pada janin
Waspadai risiko anencephalus pada janin

SURATDOKTER.com - Banyak ibu hamil yang tetap bekerja di lingkungan dengan paparan bahan kimia, seperti pom bensin, pabrik sepatu, atau tempat pengeleman. Aktivitas tersebut tampak biasa, namun sebenarnya menyimpan risiko serius bagi kesehatan janin.

Salah satu gangguan berat yang dapat terjadi akibat paparan bahan kimia tertentu adalah anencephalus, kelainan genetik langka yang menyebabkan bayi lahir tanpa sebagian besar otak dan tengkorak.

Meski terdengar ekstrem, kasus anencephalus memang lebih banyak ditemukan pada wanita yang sering terpapar zat beracun dalam jangka panjang, terutama pada trimester awal kehamilan.

Baca Juga: Studi: Mengapa Ibu Hamil Harus Bebas dari Stres? Ada Hubungannya terhadap Perkembangan Otak Janin

Apa Itu Anencephalus?

Anencephalus (atau anencephaly) merupakan cacat tabung saraf (neural tube defect) yang terjadi ketika bagian atas tabung saraf janin gagal menutup sepenuhnya pada usia kehamilan 3–4 minggu. Akibatnya, otak besar, tengkorak, dan kulit kepala tidak terbentuk sempurna.

Kondisi ini bersifat fatal, karena bayi dengan anencephalus umumnya meninggal segera setelah lahir. Kasus ini bukan disebabkan oleh satu faktor tunggal, tetapi merupakan hasil dari interaksi antara genetik dan lingkungan, termasuk paparan bahan kimia, defisiensi nutrisi (seperti asam folat), serta kondisi kesehatan ibu sebelum dan selama kehamilan.

Hubungan Paparan Zat Kimia dengan Risiko Anencephalus

Penelitian medis menunjukkan bahwa paparan bahan kimia organik dan logam berat dapat mengganggu proses pembentukan otak janin pada tahap awal kehamilan.

Beberapa zat berisiko tinggi yang sering ditemukan di tempat kerja tertentu antara lain:

  1. Benzene dan toluene – sering terdapat pada bahan bakar, lem, cat, dan pelarut industri. Zat ini bersifat neurotoksik dan dapat menembus plasenta.
  2. Formaldehida dan solvent organik – umum di pabrik sepatu, industri kulit, dan tempat pengeleman, yang dapat memicu gangguan perkembangan sistem saraf janin.
  3. Timbal (Pb) dan merkuri (Hg) – ditemukan pada beberapa cat, bensin, serta proses manufaktur, yang berpotensi menyebabkan kerusakan DNA janin.

Ibu hamil yang terpapar secara berulang, bahkan dalam dosis kecil, bisa mengalami gangguan metabolisme dan stres oksidatif yang memengaruhi perkembangan sel otak janin.

Baca Juga: Bahaya Kelelahan Berlebihan pada Ibu Hamil! Cek Tanda-tandanya Agar Janin Tetap Sehat

Faktor Risiko Lain yang Memperparah

Selain paparan bahan kimia, ada beberapa faktor lain yang dapat meningkatkan risiko anencephalus, di antaranya:

  • Kekurangan asam folat sebelum dan selama kehamilan.
  • Riwayat keluarga dengan cacat tabung saraf.
  • Konsumsi alkohol, rokok, atau obat-obatan tertentu.
  • Penyakit kronis seperti diabetes yang tidak terkontrol.
  • Terpapar suhu panas ekstrem atau demam tinggi di awal kehamilan.

Dengan kata lain, risiko anencephalus meningkat bila lingkungan kerja tidak aman, ditambah gaya hidup yang kurang sehat atau asupan nutrisi yang tidak mencukupi.

Tindakan Pencegahan dan Perlindungan yang Dapat Dilakukan

Bekerja selama kehamilan tetap bisa aman jika dilakukan dengan perlindungan yang tepat.

Berikut langkah-langkah yang disarankan untuk ibu hamil yang bekerja di area berisiko tinggi:

Halaman:
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizinĀ redaksi.

Editor: tia mardwi

Sumber: Facebook, Kemenkes, WHO, CDC

Tags

Artikel Terkait

Terkini

Bagaimana Sakit Maag Biasa Bisa Berkembang Menjadi GERD?

Minggu, 30 November 2025 | 21:40 WIB

Terpopuler

X