Untuk keloid yang cukup besar atau membandel, tindakan pembedahan mungkin diperlukan. Namun perlu diingat bahwa operasi justru bisa memicu keloid baru jika tidak disertai pengobatan lanjutan, seperti radiasi lokal atau suntikan obat setelah operasi.
Terapi laser juga digunakan untuk mengurangi warna kemerahan dan memperbaiki tekstur permukaan keloid, meskipun hasilnya sering kali hanya bersifat sementara.
Meski banyak pilihan, tidak ada satu pun metode yang dijamin 100% berhasil tanpa risiko kambuh. Oleh karena itu, langkah pencegahan tetap menjadi hal yang penting.
Jika memiliki kulit yang cenderung membentuk keloid, sebaiknya hindari prosedur kosmetik yang tidak perlu, seperti tindik atau tato. Saat terjadi luka, usahakan untuk merawatnya dengan hati-hati agar tidak meradang atau infeksi.
Baca Juga: Jangan Lagi Gunakan Alkohol Untuk Membersihkan Luka, Lebih Baik Gunakan Ini!
Beberapa bahan alami seperti madu, lidah buaya, atau minyak kelapa sering digunakan sebagai perawatan rumahan, meskipun efektivitasnya belum terbukti secara ilmiah. Penggunaannya bisa menjadi pelengkap, namun tidak seharusnya menggantikan terapi medis utama.
Keloid memang bukan kondisi yang membahayakan jiwa, tetapi keberadaannya bisa mengganggu kenyamanan dan penampilan.
Mengenali tanda-tanda awal, memahami faktor risikonya, serta mengetahui cara merawat luka dengan benar adalah langkah bijak untuk mencegah pertumbuhan keloid yang tidak diinginkan.***
Artikel Terkait
Bagaimana Keloid Terbentuk? Yuk Simak Penjelasan dan Cara Mencegahnya di Sini
Peneliti Menemukan Kulit Hidrogel yang Dapat Menyembuhkan 90Persen Luka Hanya Dalam 4Jam
Viral! Seorang Pria Terkena Penyakit Kulit Diduga Karena Memakai Baju Thrifting
Ini Dia Cara yang Benar dan Sehat Saat Membeli Baju Thrifting Agar Kamu Tidak Ketularan Penyakit Kulit
Lepidopterisme: Kok Bisa Serangga Kamitetep Bikin Kulit Gatal-Gatal? Begini Cara Mengatasinya!