• Senin, 22 Desember 2025

Keloid: Luka yang Tak Kunjung Pergi

Photo Author
- Selasa, 3 Juni 2025 | 12:00 WIB
Keloid
Keloid

SURATDOKTER.com - Pada sebagian orang, proses penyembuhan luka tidak berhenti setelah kulit tertutup. Justru setelah luka kering, muncul jaringan baru yang tumbuh berlebihan dan menimbulkan tonjolan.

Keloid merupakan kondisi ketika bekas luka justru tumbuh tak terkendali, membentuk jaringan parut yang makin menonjol dari waktu ke waktu. Keberadaannya kerap dirasakan mengganggu, bukan hanya secara fisik, tapi juga secara emosional bagi sebagian orang.

Kondisi ini muncul karena sistem perbaikan kulit bekerja terlalu semangat. Ketika kulit mengalami cedera, tubuh secara alami memproduksi kolagen untuk memperbaiki kerusakan. Namun, pada kasus keloid, produksi kolagen justru berlebihan dan tak berhenti sesuai kebutuhan.

Akibatnya, terbentuklah benjolan tebal yang tumbuh melewati batas luka awal. Bentuknya bisa tampak halus atau mengilap, dengan warna yang bervariasi—mulai dari merah muda, kecokelatan, hingga lebih gelap dari kulit di sekitarnya. Tonjolan ini cenderung membesar dari waktu ke waktu, bukan malah mengecil.

Baca Juga: Bagaimana Keloid Terbentuk? Yuk Simak Penjelasan dan Cara Mencegahnya di Sini

Dampak Keloid

Walau tidak berbahaya atau menular, keloid dapat menimbulkan sensasi tidak nyaman seperti gatal, nyeri ringan, atau perih. Pada beberapa kasus, letaknya yang mencolok—misalnya di wajah, leher, atau dada—juga berdampak pada kepercayaan diri penderitanya.

Bukan hanya luka besar yang bisa menimbulkan keloid. Luka kecil seperti bekas gigitan serangga, tindikan, jerawat, bahkan suntikan vaksin bisa menjadi pemicu, terutama bila seseorang memiliki kecenderungan genetik.

Seseorang yang memiliki keluarga dengan riwayat pernah mengalami keloid biasanya memiliki tingkat risiko yang lebih tinggi untuk mengalami hal serupa. Orang dengan kulit gelap juga lebih sering mengalami keloid, meskipun alasan pastinya belum sepenuhnya dipahami.

Keloid juga memiliki kecenderungan untuk kembali tumbuh meskipun sudah diangkat. Hal ini membuat penanganan keloid menjadi tantangan tersendiri dalam dunia medis.

Oleh karena itu, pencegahan menjadi kunci utama, terutama pada individu yang sudah pernah memiliki keloid sebelumnya.

Baca Juga: Peneliti Menemukan Kulit Hidrogel yang Dapat Menyembuhkan 90Persen Luka Hanya Dalam 4Jam

Pengobatan Keloid

Dalam hal pengobatan, ada beberapa pilihan yang bisa dipertimbangkan. Salah satunya adalah suntikan kortikosteroid yang bertujuan mengurangi peradangan dan menghentikan pertumbuhan jaringan.

Terapi ini sering kali dilakukan berulang dalam beberapa minggu. Untuk sebagian kasus, hasilnya cukup bagus dalam meratakan permukaan kulit dan meminimalisir gejala gatal atau nyeri.

Pilihan lain bisa dengan menggunakan silikon gel atau lembaran silikon yang ditempelkan di area keloid selama beberapa jam setiap hari. Terapi ini bekerja dengan memberikan tekanan dan menjaga kelembapan kulit, yang diyakini bisa menghambat pertumbuhan jaringan parut.

Halaman:
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizinĀ redaksi.

Editor: Afida Rafi

Sumber: Hasil Riset Tim SuratDokter

Tags

Artikel Terkait

Terkini

Bagaimana Sakit Maag Biasa Bisa Berkembang Menjadi GERD?

Minggu, 30 November 2025 | 21:40 WIB

Terpopuler

X