Selain itu, tersedia juga obat minum dan salep topikal seperti tretinoin, asam salisilat, dan benzoyl peroxide yang dapat mempercepat penyembuhan serta meredakan gejala. Pemakaian obat harus sesuai petunjuk dokter karena beberapa orang bisa mengalami iritasi atau efek samping lainnya.
Pencegahan moluskum kontagiosum bisa dimulai dari menjaga kebersihan tubuh dan lingkungan. Hindari menyentuh atau menggaruk benjolan jika sudah terinfeksi.
Tidak berbagi barang pribadi, menjaga kebersihan tangan, dan menghindari kontak langsung dengan penderita menjadi langkah penting untuk mencegah penyebaran. Jika memiliki eksim, pengobatan yang tepat juga dapat membantu mengurangi risiko infeksi.
Kapan Harus ke Dokter?
Pemeriksaan ke dokter perlu dilakukan jika benjolan terasa nyeri, muncul nanah berwarna kuning, atau jika infeksi menyebar luas ke beberapa area kulit.
Bagi mereka yang memiliki sistem imun lemah, seperti penderita HIV/AIDS, infeksi ini bisa berlangsung lebih lama dan membutuhkan penanganan khusus.
Moluskum kontagiosum memang bukan penyakit serius, tetapi tetap perlu dikenali dan ditangani dengan bijak agar tidak menyebar lebih luas.
Menjaga kebersihan serta tidak sembarangan menggunakan barang milik orang lain merupakan langkah awal untuk melindungi diri dari infeksi kulit ini.***
Artikel Terkait
Mengenal Penyakit Alopesia Areata: Gejala, Penyebab Hingga Penangannya
Leukonikia: Muncul Bercak Putih Pada Kuku, Berikut Penyebab Hingga Penanganannya
Mengenal Apa Itu Askariasis Atau Infeksi Cacing Perut Hingga Cara Menanganinya!
Tangan Kapalan? Ini Dia Solusinya!
Rhabdomyolysis: Penyakit Langka Pada Ginjal Akibat Terlalu Keras Berolahraga