Fenomena Cek Khodam yang lagi Viral, Apa Sih Arti dan Fungsinya?

SuratDokter.com - Belakangan ini, media sosial diramaikan dengan tren viral yang kontroversial, yaitu fenomena "cek khodam".

Tren ini menarik banyak perhatian dari pengguna media sosial, terutama di platform TikTok, di mana para konten kreator mengklaim dapat melihat khodam seseorang secara langsung melalui siaran langsung mereka.

Jaman sekarang, para peneliti spiritual dapat dengan mudah mengakses informasi melalui berbagai platform seperti siaran langsung TikTok, situs web khusus, atau bahkan pesan langsung.

Siaran langsung di TikTok, telah menjadi tempat yang populer untuk berbagi pengalaman spiritual, termasuk kisah tentang interaksi dengan kodam.

Dalam hitungan detik, pengguna dapat menyaksikan dan bertanya langsung kepada praktisi yang berbagi cerita atau memberikan panduan tentang kodam tertentu.

Hal ini tidak hanya memberikan kesempatan untuk belajar dari pengalaman langsung, tetapi juga memperluas jaringan pengetahuan spiritual yang sebelumnya sulit dijangkau.

Baca Juga: Apa Perbedaan Gangguan Jiwa dan Gangguan Mental? Simak Penjelasannya!

Selain itu, keberadaan situs web khusus yang didedikasikan untuk mempelajari kodam juga memberikan kemudahan.

Dengan informasi yang terstruktur dan tersedia secara terbuka, para pencari ilmu spiritual dapat melakukan riset mendalam tentang kodam yang mereka minati.

Situs-situs ini sering kali menyediakan artikel, panduan praktis, dan forum diskusi di mana orang dapat berbagi pengetahuan dan pengalaman secara mendalam.

Tidak ketinggalan, kemungkinan untuk mengirim pesan langsung (DM) kepada praktisi atau peneliti yang berpengalaman juga menjadi sarana yang populer dalam komunitas spiritual.

Ini memungkinkan individu untuk mendapatkan jawaban langsung atas pertanyaan mereka atau bahkan untuk meminta bimbingan khusus tentang bagaimana berinteraksi dengan kodam secara aman dan bermanfaat, serta lebih personal.

Baca Juga: Kisah Pilu Anggota KPPS di Pati Mengalami Gangguan Jiwa, Simak Dampak Kelebihan Beban Kerja bagi Kesehatan Mental