Kortikosteroid oral dapat diberikan dalam kombinasi dengan obat kontrol lain karena pengobatan lain tidak responsif terhadap serangan asma parah yang tidak dapat dikendalikan.
Sebuah studi yang dilakukan oleh Rini Puspitaningrum mengenai dampak kortikosteroid pada wanita hamil dan pertumbuhan janin menunjukkan bahwa Ibu hamil dan janin sangat rentan terhadap efek obat kortikosteroid.
Efek kortikosteroid yang dapat meningkatkan tekanan darah membuat ibu hamil berisiko mengalami preeklampsia.
Selain itu, kortikosteroid dapat mempengaruhi proses fisiologis di plasenta.
Namun, obat kortikosteroid memiliki efek menguntungkan bagi ibu hamil yaitu dapat meningkatkan pembentukan surfaktan dan perkembangan paru-paru pada janin.
Terdapat sebuah penelitian yang dimana menguji mengenai penggunaan kortikosteroid pada hewan.
Akibatnya, kehamilan pada hewan yang diobati dengan steroid mengakibatkan bayi terlahir dengan cacat bibir dan mulut. Namun risiko ini tidak terjadi pada manusia
Maka dari itu, penggunaan obat steroid sebaiknya dihindari pada wanita hamil, karena sulit untuk mengatakan apakah obat tersebut aman dikonsumsi selama kehamilan.
Tentunya dokter spesialis kandungan yang merawat Anda akan lebih mampu menentukan jenis pengobatan apa yang terbaik bagi Anda dan janin dalam kandungan Anda, sesuai dengan kondisi Anda saat ini, berdasarkan kemampuan dan pengalamannya.
Seorang dokter tentu akan bijaksana dalam memulai pengobatan hanya jika ia yakin manfaatnya jauh lebih besar daripada potensi risikonya.***
Artikel Terkait
Tips Mudah Mengatasi Keracunan Obat pada Anak yang Wajib Diketahui Orang Tua
Bolehkah Ibu Hamil Mengonsumsi Obat Batuk? Simak Jawaban dan Efek Sampingnya
Obat Steroid? Jangan Asal Minum Tanpa Resep Dokter!
Neuralgin RX, Obat Sakit Kepala Tergolong Keras yang Sering Dibeli Tanpa Resep
Ibu Harus Tahu, Konsumsi Obat-obatan Selama Kehamilan Berisiko Bayi dengan Berat Badan Rendah