• Senin, 22 Desember 2025

Tragedi Timothy Anugerah dan Bayang-Bayang Bullying di Dunia Kedokteran: Saat Tekanan Akademik Berubah Jadi Luka Psikologis

Photo Author
- Sabtu, 25 Oktober 2025 | 02:41 WIB
Tragedi Timothy Anugerah dan bayang-bayang bullying di dunia kedokteran
Tragedi Timothy Anugerah dan bayang-bayang bullying di dunia kedokteran

SURATDOKTER.com - Kasus meninggalnya mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Udayana (Unud), Timothy Anugerah Saputra, kembali mengguncang dunia pendidikan Indonesia.

Setelah beredarnya percakapan berisi ejekan terhadap kematiannya di media sosial, tiga mahasiswa kedokteran yang sedang menjalani koas di RSUP Prof IGNG Ngoerah Denpasar langsung dikeluarkan dari program pendidikan rumah sakit.

Manajemen RS Ngoerah menilai tindakan tegas ini sebagai bentuk tanggung jawab moral sekaligus peringatan bahwa profesi medis tidak hanya menuntut kecerdasan, tetapi juga empati dan etika. Langkah cepat tersebut juga menegaskan bahwa perundungan dalam lingkungan medis tidak dapat ditoleransi.

Baca Juga: Kasus Bully Merajalela! Siswi di Cimahi Bunuh Diri Karena Depresi di Bully 3 Tahun!

Sanksi Tegas dari Rumah Sakit dan Kampus

Pelaksana tugas Direktur Utama RSUP Prof IGNG Ngoerah, I Wayan Sudana, menjelaskan bahwa ketiga mahasiswa tersebut dikembalikan ke Universitas Udayana untuk proses investigasi.

Mereka bukan pegawai rumah sakit, sehingga tidak berhak membawa nama baik institusi dalam tindakan yang mencoreng martabat profesi.

Pihak RS Ngoerah menegaskan bahwa jika hasil penyelidikan menemukan unsur pelanggaran etika atau perundungan, sanksi berat akan dijatuhkan sesuai dengan aturan pendidikan kedokteran.

Di sisi lain, pihak kampus juga telah membentuk Satuan Tugas Pencegahan dan Penanganan Kekerasan (PPK) untuk menelusuri dugaan perundungan yang mungkin dialami mendiang Timothy selama proses studi.

Pola Lama yang Terulang

Kasus ini bukan yang pertama kali mengguncang dunia pendidikan medis di Indonesia. Setahun sebelumnya, peristiwa serupa terjadi di Universitas Diponegoro (UNDIP) ketika Aulia Risma, seorang dokter muda, ditemukan meninggal dunia di tempat tinggalnya di Semarang.

Investigasi saat itu mengarah pada dugaan adanya tekanan berat dan perundungan di lingkungan pendidikan spesialis anestesi. Akibat kasus tersebut, Kementerian Kesehatan bahkan menghentikan sementara kegiatan koas di RSUP Dr. Kariadi untuk memastikan perbaikan sistem dan etika akademik.

Dua kasus ini memperlihatkan pola yang serupa — budaya senioritas dan tekanan ekstrem yang dianggap “proses pembentukan mental” justru menjadi jebakan psikologis bagi mahasiswa kedokteran.

Baca Juga: Kasus Kekerasan pada Dokter Syahpri di RSUD Sekayu, PB IDI dan Kemenkes Tegaskan Dukungan Hukum

Dampak Psikologis Perundungan Akademik

Pakar kesehatan mental menjelaskan bahwa perundungan di lingkungan akademik, terutama di bidang kedokteran, dapat menimbulkan trauma emosional mendalam.

Beberapa efek yang sering muncul antara lain:

Halaman:
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi.

Editor: tia mardwi

Sumber: Kemenkes, Promedia

Tags

Artikel Terkait

Terkini

Terpopuler

X